Dewan Serang Desi Ferawati Beri Materi Soal Pengelolaan Sampah, Apresiasi Keaktifan Siswa SMP IT Widya Cendekia
SERANG-Anggota DPRD Kabupaten Serang Desi Ferawati menjadi pemateri soal pengelolaan sampah organik dengan metode biopori di SMP IT Widya Cendekia, pada Senin (28/4/2025).
Pada kesempatan itu, dirinya mengapresiasi keaktifan para SMP IT Widya Cendekia Kota Serang yang antusias serta aktif mendengarkan materi yang disampaikannya.
Dalam kegiatan ini, SMP IT Widya Cendekia Kota Serang berkolaborasi dengan Unsera dan mengundang Desi Ferawati untuk memberikan edukasi.
“Yang pasti sangat antusias yah mereka, terlebih biopori belum cukup dikenal di masyarakat, ini akan membawa manfaat. Antusiasme mereka luar biasa dalam materi ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP IT Widya Cendekia, Nidi Sarmidzi mengungkapkan bahwa materi tersebut selaras dengan lembaga pendidikannya.
“Kegiatan ini selaras dengan pilar karakter yang ada di sekolah Widya Cendekia, cinta terhadap lingkungan, terhadap alam, cinta terhadap hewan. Nah ini mudah-mudahan bisa diimplementasikan di sekolah dan masyarakat,” ujarnya.
Selain materi, sekolah juga langsung praktik terkait penanganan sampah dengan metode biopori.
Diharapkan, kegiatan ini menambah kecintaan para siswa terhadap lingkungan.
“Sampah juga bisa dimanfaatkan untuk ecobric, pupuk yah, berdampak baik untuk siswa-siswi di SMP IT Widya Cendekia. Dimulai dari lingkungan sekolah dulu. Sementara membuat 6 titik (lubang biopori),” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok 29 KKM Unsera M. Haidar mengatakan hal serupa. Ia bilang, antusias para siswa SMP IT Widya Cendekia patut diapresiasi.
“Kesan siswanya aktif menjawab pertanyaan para siswa berani bertanya, antusiasnya luar biasa,” ujarnya.
Haidar mengucapkan rasa terima kasih atas diterimanya kelompoknya di SMP IT Widya Cendekia dengan ramah.
Teknis mekanisme biopori, kata Haidar, menggunakan pipa seukuran 2 inci dengan ketinggian 60 cm
Sampah-sampah organik nantinya dimasukkan ke dalam tanah melalui pipa. Untuk pengolahannya sendiri, sekitar 2 minggu atau lebih. Biopori ini nantinya bisa menjadi terusan program yang dijalankan sekolah.
“Manfaatnya buat tanah dan tanamannya, menyuburkan,” tutup Haidar. (*/Ajo)