Usia Hampir 5 Abad, Pengangguran di Kabupaten Serang Masih 12,78 Persen

SERANG – Di usia yang hampir 5 abad, atau tepatnya ke-493 tahun, Pemerintah Kabupaten Serang masih meninggalkan persoalan serius. Yakni pengangguran. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang, pengangguran di Kabupaten Serang pada Agustus 2018 mencapai 12,78 persen.

Menanggapi tingginya angka pengangguran tersebut, Pemerintah Kabupaten Serang yang dipimpin oleh Bupati Ratu Tatu Chasanah akan mendorong lulusan sarjana maupun lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar memiliki skill dan membuka lapangan kerja sendiri.

“Harus punya skill, maupun itu berbentuk UMKM, membuka lapangan kerja sendiri, maupun mereka itu mau masuk ke industri harus punya keahlian,” katanya kepada awak media, Selasa, (8/10/2019).

“Kalau hanya sekedar lulus, nanti susah lagi cari pekerjaan, jadi bertambah lagi pengangguran,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Banten Masrori mengungkapkan bahwa tingginya angka pengangguran di Kabupaten Serang merupakan tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh pemerintah.

“Ya tantangan bagi semua pihak agar dilakukan upaya kongkrit, atasinya melalui kebijakan pemerintah,” ungkapnya kepada Faktabanten.co.id melalui pesan WhatsApp.

“Itu tantangan ke depan,” tambah Masrori.

Menurutnya, untuk mengatasi pengangguran tersebut, diperlukan konsolidasi bagi para pihak yang terlibat, termasuk pihak industri, Dinas Tenaga Kerja, Balai Latihan Kerja Industri (BLKI), Pemerintahan Kecamatan dan Desa untuk dikoordinasikan dan dicarikan solusinya.

“Jadi soal pengangguran itu harus diatasi secara bertahap tidak sekaligus,” ucapnya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, bahwa database kebutuhan tenaga kerja itu penting. Hal itu untuk menginventarisasi jumlah penduduk pengangguran yang membutuhkan kerja di Industri Kabupaten Serang.

“Kebutuhan itu keahliannya harus diketahui yang dibutuhkan industri, caranya adakan pelatihan kerjasama Industri dan BLKI dan Dinas Tenaga Kerja,” jelasnya.

Tentu tidak akan terserap semua tenaga kerja yang dibutuhkan oleh para industri, dengan begitu Masrori menawarkan alternatif lain untuk mengatasi pengangguran tersebut, dengan mengadakan pelatihan wirausaha.

“Nah semuanya harus terkoordinasikan dengan baik,” tuturnya.

Maka pelatihan wirausaha juga harus dibina sesuai potensi yang ada, terutama optimalisasi Pemerintah Kabupaten Serang dalam memanfaatkan program-program yang bisa mengatasi pengangguran.(*/Qih).

Honda