Kisah di Balik Nama Periuk, Kecamatan Langganan Banjir di Kota Tangerang
TANGERANG – Pada 1 Januari 2020 lalu, Kecamatan Periuk menjadi kecamatan yang tidak terlalu parah dilanda banjir besar Jabodetabek.
Namun pada awal Februari, ketika semua surut dan pulih dari banjir besar, barulah Periuk sendiri yang terendam banjir hingga berminggu-minggu.
Pada 6 Februari lalu, dilansir dari Kompas.com air merendam beberapa wilayah di Kecamatan periu hingga sepekan.
Tak surutnya air sampai Pemkot Tangerang harus mengerahkan truk tangki untuk menyedot air di perumahan Garden City dan Periuk Indah yang tak kunjung surut.
Ternyata ada kisah di balik nama Periuk sendiri.
Jika dilihat dari artinya, tak heran daerah yang dijuluki berbentuk periuk atau wajan melengkung ini langganan banjir.
Dari buku “Melacak Asal Muasal Nama Kampung di Kota Tangerang” yang ditulis Burhanudin, Kecamatan Periuk merupakan kecamatan terkecil di Kota Tangerang dengan hanya terdapat 5 kelurahan saja.
Burhanudin menulis nama Periuk berasal dari banyak arti, versi pertama menjelaskan kalau dahulu wilayah kecamatan Periuk menjadi tempat masyarakat dengan profesi pembuat tembikar atau gerabah.
Tanah di Periuk dinilai sebagai tanah yang cocok untuk membuat kerajinan gerabah, begitu juga gerabah berbentuk periuk.
“Mungkin karena di kampung ini banyak yang berprofesi sebagai tukang bikin periuk disebutnya kampung Periuk,” tutur Junaedi dalam buku yang ditulis Burhanudin.
Sedangkan versi lainnya mengatakan bahwa Kampung Periuk memang sejak lama sudah menjadi tempat genangan air.
Di Periuk, ketika musim penghujan orang-orang sering mencari ikan karena memang tempat tersebut seperti lekukan danau dan rawa.
“Jadi disebut periuk karena tempat ngumpul air di sini, letaknya paling rendah dibanding tempat lain,” kata Suahemi salah satu narasumber dalam buku tersebut.
Burhanudin menulis, Periuk menjadi bagian dari daerah tampungan air di Kota Tangerang dan kini sudah menjadi kawasan padat penduduk, bahkan daerah hulu yang rendah pun sudah tidak terlihat.
Tak heran, Periuk kini menjadi daerah langganan banjir yang airnya berhari-hari tak surut. (*/Kompas)