Parah, Ada Pungli Bantuan Dana PKH di Pandeglang Capai Rp 1 Juta

Pandeglang – Perubahan skema penyaluran dana Program Keluarga Harapan (PKH) dari sistem manual (Via Pos) ke nontunai tidak serta merta bebas dari Pungutan Liar (Pungli). Ternyata minimnya pengetahuan penerima soal transaksi didunia perbankan dimanfaatkan oknum-oknum tertentu.

Karena faktanya dilapangan pada program Kementrian Sosial (Kemensos) yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan masih ditemukan dugaan Pungli, bahkan tak tanggung-tanggung potongan tersebut hingga mencapai 1 juta rupiah.

Selain potongan mencapai 1 juta, terdapat pula potongan lain kepada penerima lainya sekitar Rp 150 ribu. Hal itu terjadi di Kampung Kadu Pandak, Desa Sinar Jaya, Kecamatan Mandalawangi.

Baca Juga : 35.678 Jiwa Penerima Bantuan PKH di Lebak Dibekali Buku Rekening dan ATM

Berdasarkan penelusuran Faktapandeglang.com dilapangan, ada 5 penerima yang tidak utuh menerima bantuan sebesar Rp 1,4 juta masing-masing dari total Rp 1,5 juta.Sisa saldo rekening, diantaranya 4 orang dipotong sebesar Rp 150 ribu dan 1 orang mencapai Rp 1 juta.

Kronologisnya, sebelum pengambilan penerima dikumpulkan pada 8 September 2017 kemarin dirumah Heti di kampung Kadu Pandak yang mengaku atas perintah Pendamping PKH di desa tersebut.

Setelah itu Heti meminta Buku Tabungan beserta ATM masing-masing penerima dan langsung mengambil uang didalam rekening tersebut tanpa membawa penerima, karena Heti menganggap si penerima tidak bisa melakukan penarikan uang di ATM. Parahnya lagi, Heti sempat mengancam akan mencoret penerima Bantuan jika mengambil sendiri.

Dinkes Nataru

Sukiah penerima Bantuan PKH contohnya, Ia hanya menerima sebesar Rp 400 ribu, padahal seharusnya ia menerima sebesar Rp1,4 juta. Sementara Rp 1 juta lagi diduga diambil oleh Heti orang kepercayaan Pendamping PKH di Desa tersebut.

Setelah dicek melalui rekening koran dibuku rekening Sukiah sudah ditarik secara keseluruhanya hanya menyisakan saldo sebesar Rp 85.000 rupiah pada waktu itu juga dengan dua kali penarikan, pertama Rp 1 juta dan Kedua Rp 400 Ribu. Waktu itu Heti menjelaskan kepada Sukiah, bantuan untuk Sukiah baru masuk sebesar Rp 400 ribu. Sementara 1 juta lagi belum turun.

“Cek maneh na can turun, bisik nyangkut keneh atuh Abdi mah jalma bodo iyeh nurut bae (katanya belum turun, takut masih nyangkut. kan saya mah orang bodoh ii ya nurut saja)” keluh Sukiah dengan muka kesal, Selasa (12/9/2017)

Penerima Bantuan PKH lainya Suhayah. Awalnya ia hanya menerima sebesar 900 ribu, Padahal Heti melakukan penarikan sebesar direkeningnya Rp. 1 juta, dipotong Rp 100 ribu dengan alasan untuk tabungan.

Penasaran dengan sisa saldo direkeningnya, Suhayah meminta struk penarikan, Namun Heti enggan memberikan karena alasan akan diserahkan kepada Pendamping PKH.

Setelah itu Suhayah meminta bantuan orang lain melakukan pengecekan, direkeningnya menyisakan Saldo sebesar Rp 400 ribu. Tanpa berfikir panjang uang tersebut langsung ditarik.

“Pertama dipasihan 900 rebu, 100 rebu na diambil jeng tabungan alasan na, Terus pas ngambil anu 400 ribu, Meneh na datang dei menta 50 rebu dei, alasan na jeng biaya administrasi,” terang Suhayah.

Alasan potongan sebesar Rp 150 ribu dilakukan Heti kepada Suhayah dan ketiga penerima lainya. Apakah Pungli bantuan PKH yang dilakukan Heti ada kerjasama dengan pendamping PKH itu sendiri?, Fakta Pandeglang masih berupaya mengkonfirmasi kepada Pendamping PKH Desa Tersebut. (Aep)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien