CILEGON – Penyerapan tenaga kerja organik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) dipermasalahkan oleh warga setempat.
Pasalnya jumlah karyawan organik yang telah direkrut dari warga lokal khususnya ring satu (Kelurahan Rawaarum, Gerem, dan Warnasari) saat ini hanya baru dua persen dari jumlah serapan tenaga kerja yang ada.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, beberapa unsur masyarakat menggelar dua pertemuan yang berlangsung berkaitan dengan pernyataan sikap masyarakat lokal terhadap rekruitmen karyawan organik di PT Lotte Chemical Indonesia.
Pertemuan pertama yaitu hearing di Gedung DPRD Kota Cilegon yang dihadiri oleh masyarakat Kelurahan Gerem. Kedua, masyarakat dari karang taruna tiga wilayah (Rawaarum, Gerem, Warnasari) yang menyoal tentang rekruitmen tenaga kerja projek dan organik di Kantor Disnaker Kota Cilegon, pada Kamis 16 November 2023.
Edi Firmansyah Ketua Karang Taruna Rawaarum menuturkan, upaya klarifikasi dan konfirmasi yang dilakukan kepada Disnaker ini agar mendapatkan informasi yang jelas.
Selanjutnya, kata dia, supaya bisa menyiapkan langkah persuasif kepada perusahaan agar mendapatkan atensi serius dan bisa didengar oleh pihak PT LCI bahwa masyarakat lokal terdampak sudah mulai geram melihat proses rekruitmen yang berlangsung saat ini.
Berdasarkan info grafik yang diserahkan dari pihak PT LCI kepada Disnaker Kota Cilegon diketahui bahwa dari wilayah ring 1 baru berhasil direkrut sebanyak 12 karyawan/2 persen, ring 2 berhasil direkrut sebanyak 236 karyawan/44 persen, dan ring 3 berhasil direkrut sebanyak 287 karyawan/54 persen. Dari total 535 karyawan yang saat ini masih terus berlangsung proses rekruitmen.
Edi menerangkan, serapan tenaga kerja organik atau permanen masih jauh dari harapan masyarakat lokal yang berdomisili sekitar area perusahaan.
“Api jauh dari pada panggang, inilah fenomena yang sedang terjadi di lingkungan kami,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Warnasari Febrian Ramadhan menyangkan, serapan tenaga kerja dari ring 1 baru baru mencapai 2 persen.
Artinya, kata dia sekitar 12 orang warga lokal yang berhasil masuk LCI dari jumlah 535 tenaga kerja yang ada.
“Tentunya sangat memprihatinkan, beda halnya dengan ring 2 yaitu Cilegon secara umum dan sekitaran Serang yang mencapai 236 orang,” pungkasnya.
Dikatakan Febri, tentu masyarakat ring 1 sangat menyesalkan dengan hasil yang didapat. Pihaknya berharap, dengan kebijakan khusus agar seluas-luasnya kouta tenaga kerja permanen bisa diberikan kepada masyarakat ring 1.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Gerem, Muhamad Nai meminta adanya kebijakan khusus yang diberikan dari pihak PT LCI kepada warga terdampak sekitar projek agar bisa menurunkan standar kualifikasi rekruitmen yang ada. Sehingga, kata dia, hasil rekruitmen bisa dinikmati oleh masyarakat yang terdampak.
“Mohon diakomodir karena kita warga paling terdampak, jangan disamakan dengan warga-warga luar nasional yang pendidikannya jauh lebih mapan dari kami,” ujarnya.
Pihaknya meyakini bahwa warga lokal memiliki etika, etos kerja dan keterampilan yang baik apabila diarahkan kepada hal yang lebih baik. Ia bilang, kebijakan tersebut masih bisa ditinjau ulang sehingga terdapat perubahan dari pola rekruitmen yang saat ini sedang berjalan.
“Kita melihat kouta serapan tenaga kerja permanen masih banyak sekitar 50 persen kouta tenaga kerja yang belum berhasil terserap. Tentunya kita masih punya peluang,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja (Kabid Penta) Disnaker Kota Cilegon, Dayat mengatakan sebagai fungsi pemerintahan tentunya terus memfasilitasi setiap unsur masyarakat yang mencoba untuk menggali informasi tentang rekruitmen tenaga kerja.
“Kami mendukung upaya tersebut agar serapan tenaga kerja bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat lokal’, singkatnya. (*/Red)