Cilegon United Dapat Hadiah Pinalti di Menit Akhir Laga, PSS Sleman: Wasitnya Salah

CILEGON – Ada kekecewaan besar dari PSS Sleman soal keputusan wasit yang memberi keputusan handsball kepada pemain PSS Sleman di menit-menit akhir laga dan berbuah tendangan penalti bagi tim tuan rumah.

Manajer Operasional PSS Sleman Rumadi amat menyayangkan hal tersebut.

“Itu memang sudah di luar kemampuan pemain kami. Karena pemain kami sudah bermain bagus, semua all out,” ujar Rumadi seperti dikutip Tribun Jogja, Jumat (6/10/2017) malam.

Gol dari tendangan penalti Cilegon United di menit akhir laga tersebut memupus harapan Super Elja untuk merangkak naik dan memperbesar peluang lolos delapan besar.

“Kami sudah sempat unggul 0-1, 1-1, 1-2, tapi akhirnya harus seperti itu,” jelasnya.

Saat disinggung tentang keputusan wasit tersebut, Rumadi mengatakan wasit telah salah mengartikan sepakbola.

“Namanya sepakbola pakai kaki, kalau kena paha ya tidak handsball. Itu bola dikontrol dengan paha, ada videonya. Wasitnya kursus lagi,” tuturnya.

“Wasitnya salah mengartikan sepakbola, tidak boleh bermain dengan kaki maksudnya?” imbuh Rumadi keheranan.

 

Jalannya Pertandingan

Hasil yang kurang menguntungkan bagi PSS Sleman. Ditahan imbang 2-2 oleh Cilegon United, pelatih PSS Sleman sebelumnya telah meramu ulang susunan pemainnya.

Tim tamu menunjukkan tekadnya untuk meraih poin penuh dan melangkah ke babak delapan besar.

Beberapa perubahan tampak dilakukan oleh Freddy dalam menurunkan pemainnya.

Try Hamdani turun menggeser Syahrul yang langganan menjadi starting eleven.

Freddy juga menempatkan Agi Pratama untuk menjadi trisula di lini depan bersama Riski Novriansyah dan Kito Chandra.

Kali pertama bagi Agi menempati jajaran starting eleven di tim barunya ini.

Namun tampaknya Freddy masih memercayakan lini belakangnya pada empat bek andalannya yakni Bagus Nirwanto, Waluyo, Jodi Kustiawan, dan Tedi Berlian.

Terbentuklah formasi 4-3-3 dengan Hisyam Tolle, Busari, dan Dirga Lasut di lini tengah.

Super Elja mampu mengancam tim tuan rumah pada menit-menit awal laga melalui Agi dan Riski.

Namun keadaan berbalik ketika Jalwandi mulai menyerang sisi sayap PSS Sleman, namun Tru Hamdani berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.

Dirga Lasut pun juga beberapa kali melakukan serangan ke pihak lawan bekerjasama dengan Kito dan Bagus Nirwanto.

Kartini dprd serang

Menuju turun minum, Riski memecah kebuntuan dengan gol hasil umpan Agi Pratama. Tim tamu unggul 0-1 di paruh waktu pertama.

Usai turun minum, tuan rumah bangkit dengan serangan-serangannya.

Sempat mencetak gol, namun harus dianulir wasit karena pemain Cilegon dinilai lebih dulu offside.

PSS Sleman sempat mendapat peluang menambah gol pada menit 60.

Kito Chandra dijatuhkan di luar kotak penalti, Dirga Lasut pun maju menjadi eksekutor tendangan bebas.

Sayang, bola sepakannya sedikit melenceng dari tiang gawang.

Tujuh menit berselang, tuan rumah menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

PSS Sleman tak terusik. Mereka tetap tenang dan terus berupaya untuk mengungguli laga.

Busari pun memanfaatkan kemelut di depan gawang Cilegon, hasilnya Laskar Sembada mampu unggul 1-2.

Lima menit kemudian terjadi sedikit insiden dan wasit sempat menghentikan pertandingan.

Setelah kembali dilanjutkan, PSS Sleman menarik Agi dan memasukkan Muhammad Zamzani.

Freddy seperti ingin menjaga hasil unggul ketimbang menambah gol alih-alih.

Disusul Ardi Idrus turun menggantikan Tedi Berlian.

Menit akhir laga, wasit memberikan hukuman penalti karena pemain PSS dianggap wasit menyentuh bola di kotak terlarang.

Lagi-lagi PSS Sleman harus kebobolan di menit akhir laga.

Algojo The Volcano melakukan tugasnya dengan baik dan menutup pertandingan pekan kelima Grup A tersebut dengan skor 2-2.

PSS Sleman pun harus memperjuangkan laga terakhir melawan Persis Solo untuk meraih kemenangan.

Selain itu PSS Sleman juga berharap laga PSPS melawan Cilegon United berakhir imbang.

Dengan demikian, meski nanti poin PSS Sleman dan Cilegon sama, Super Elja masih unggul head to head. (*/Red)

 

Sumber: Tribun Jogja

Polda