CILEGON – Kecaman terus mengalir dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atas tindakan tidak etis dr. Yasikin, oknum dokter yang membentak dan menggebrak meja hingga menyebabkan pasien yang bernama Hasan Saidan jatuh pingsan.
Setelah LSM Gapura Banten mengancam demo, kini giliran Lembaga Swadaya Masyarakat Banten Monitoring dan Perdagangan dan Perindustrian (BMPP) juga mengecam dan mendukung LSM Gapura untuk menuntut permohonan maaf kepada korban yang telah menerima perlakuan yang tidak menyenangkan oleh oknum dokter yang bernama Yasikin.
Deni Juweni, selaku Ketua LSM BMPP mengaku kecewa atas apa yang sudah
dilakukan oleh oknum dokter tersebut, dengan tidak memberi pelayanan yang prima terhadap pasien.
“Atas pristiwa ini kami selaku Lembaga dari BMPP mengecam keras tindakan yang sudah dilakukan oknum dokter tersebut,” kata pria yang akrab disapa Kang Jen ini saat ditemui di kantornya, Sabtu (7/7/2018).
Lebih lanjut dikatakannya, apa yang dilakukan dokter Yasikin menggebrak meja adalah suatu perbuatan yang
telah keluar dari etika kedokteran, dan tidak sesuai aturan.
“Pihak Dinas Kesehatan Kota Cilegon selaku instansi yang bertanggung jawab masalah ini harus menyikapi dengan cepat, sehingga kedepannya hal serupa tidak terjadi lagi di Kota Cilegon,” ujarnya.
“Kami bersama dengan LSM lain akan melakukan aksi unjuk rasa jika persoalan ini tidak ada ujung pangkalnya. Kami juga merekomendasikan kepada oknum dokter tersebut untuk hengkang dari Kota Cilegon, karena telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan terhadap pasien,” tegasnya.
Ia menilai perilaku dokter tersebut membahayakan bagi kesehatan dan ketenteraman masyarakat.
“Sekelas Wakil Ketua Karang Taruna Kota Cilegon saja, dia (dr Yasikin – red) berani melakukan hal seperti itu, apa lagi dengan masyarakat awam. Jadi kami meminta kepada Manajemen RSIA Kurnia untuk memecat oknum dokter tersebut, dan harus hengkang dari Kota Cilegon. Jika tidak ada itikad baik dari Manajemen, kami akan menurunkan aksi massa bersama dengan LSM lain dan Karang Taruna Kota Cilegon,” pungkas Kang Jen. (*/Red)
