Santri Baru Al-Khairiyah Citangkil Berziarah ke Makam Brigjen KH Syam’un

BPRS CM tabungan

CILEGON – Ratusan Santri Al-Khairiyah Citangkil melakukan kegian ziarah ke makam Pendiri Al-Khairiyah Brigjen KH Syamun di Desa Kamasan, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Kamis 20 Juli 2017.

Kegiatan ini diikuti seluruh santri baru yang sudah menyelesaikan rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Wakil Sekjen Pengurus Besar Al-Khairiyah, Samsudin Mustofa mengatakan, kegiatan yang mengajak santri baru untuk mengenalkan keberadaan makam pendiri Al-Khairiyah.

Sebelumnya, santri baru sudah mendapatkan materi pembekalan tentang sejarah Al-Khairiyah dan Brigjen KH Syamun selama MPLS berlangsung.

“Kita ajak anak-anak untuk sama-sama mendoakan almarhum pendiri Al-Khairiyah, sekaligus bisa meneladani perjuangannya, karena Brigjen KH Syamun bukan hanya seorang ulama besar, tapi seorang Militer dan Negarawan,” kata Samsudin.

Berdasarkan sejarahnya, Perguruan Islam Al-Khairiyah bermula dari pendidikan pondok pesantren tradisional salafi yang didirikan Brigjen KH Syam’un pada tahun 1916 di Kampung Citangkil, Desa Warnasari, Kecamatan Pulomerak, Kabupaten Serang (sekarang menjadi Kawasan Industri Krakatau Steel, dan Ponpes Al-Khairiyah pindah di Kampung Citangkil, Desa Citangkil, pada tahun 1978).

Loading...

Al-Khairiyah kemudian resmi menjadi lembaga Pendidikan Pesantren Al-Khairiyah di tahun 1925. Pada perjalanannya hingga kini telah mengalami perkembangan signifikan dengan berdirinya cabang Al-Khariyah yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia dengan total 640 cabang.

Sementara itu karier militer Brigjen KH Syam’un pernah bergabung dengan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) sebuah gerakan pemuda bentukan Jepang. Dalam PETA, jabatan KH Syam’un adalah Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA wilayah Serang.

Selama menjadi Dai Dan Tyo KH Syam’un sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang.

Keterlibatan KH Syam’un dalam dunia militer mengantarkannya menjadi pimpinan Brigade I Tirtayasa Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian berganti menjadi TNI Divisi Siliwangi.

Dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal (Brigjen), karier KH Syam’un diketentaraan terbilang gemilang hingga diangkat menjadi Bupati Serang periode 1945-1949.

Pada Tahun 1948 meletus Agresi Militer Belanda II yang mengharuskan KH Syam’un bergerilya dari Gunung Karang Kabupaten Pandeglang, hingga Kampung Kamasan Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.

Daerah ini menjadi tempat tinggal salah satu gurunya KH Jasim. Di Kampung ini juga, Brigjen KH Syam’un meninggal pada Tahun 1949 karena sakit saat memimpin gerilya dari hutan sekitar Kamasan. (*)

KPU Pdg Coklit
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien