Sawah Cilegon Terus Menyusut, Petani Terancam
CILEGON– Luas lahan sawah di Kota Cilegon terus berkurang akibat alih fungsi lahan untuk perumahan dan industri.
Dalam lima tahun terakhir, penyusutan mencapai 314,5 hektare, menyisakan hanya 1.108 hektare pada awal 2024.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon, Ridwan, menyebutkan bahwa lahan sawah yang tersisa umumnya dimiliki oleh developer dan industri, sementara petani hanya berstatus penggarap.
“Kita tidak bisa menahan laju itu, karena lahan-lahan sawah yang ada di kita itu sebagian besar punya developer dan industri,” ujarnya.
Kecamatan Jombang mengalami penyusutan paling parah. Dari 310 hektare pada 2020, kini hanya tersisa 223,9 hektare.
Selain itu, sebanyak 20 hektare sawah di sekitar Pasar Kranggot tergenang air selama hampir empat tahun dan tak bisa dimanfaatkan.
Dari segi produktivitas, satu hektare sawah di Cilegon menghasilkan 40 ton padi per tahun.
Meski awalnya hanya bisa panen sekali setahun karena bergantung pada hujan, kini bisa dua kali dengan bantuan pompa.
“Kalau dulu setahun sekali, sekarang bisa dua kali panen karena sudah ada bantuan pompa,” kata Ridwan.
Alih fungsi lahan dan masalah irigasi menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan pertanian di Kota Cilegon. (*/ARAS)