Konsep Pendidikan Islam

BPRS CM tabungan

Oleh : Muhammad Muntaal*

Islam memiliki konsep tersendiri dalam melakukan upaya pendidikan. Pendidikan Islam adalah bagaimana nilai Pendidikan tersebut dapat menghantarkan manusia mengetahui serta memahami eksistensi Tuhannya (Allah Swt) dan menjadikan manusia menjadi manusia sesuai hakikat manusia diciptakan di bumi sebagai Khalifah dan menjadi Abdillah.


Konsep Pendidikan Islam bermula dari madrasah pertama yaitu ibu. Ibu adalah sosok sentral yang menanamkan nilai-nilai ahlak dan mengajarkan dasar-dasar pengetahuan kepada anak. Seperti ketika masih bayi ibu mengajarkan anaknya menyembutkan kata mamah kepada anaknya, dan ibu juga mengajarkan cara makan yang baik dan lain-lainnya. Karena kedekatan seorang ibu dengan anak lah yang mampu mempengaruhi kepribadian dan karakter anak.


Kedua adalah masyarakat, yang juga dapat mempengaruhi kepribadian dan karakter anak karena di fase adalah fase dimana seorang anak mencari jati dirinya, dengan lingkungan masyarakat yang baik dapat mempengaruhi karakter baik dan sebaliknya jika lingkungan masyarakat nya tidak baik maka tidak baik pula karakter anak tersebut.


Ketiga adalah sekolah dimana sekolah adalah tempat pendidikan formal yang memfasilitasi seorang anak untuk tumbuh dan berkembang dan mendapatkan ilmu-ilmu yang didapatkannya di sekolah. Sekolah merupakan wahana belajar dan bermain anak yang banyak melibatkan orang yang mampu memberikannya pembelajaran ilmu pengetahuan dengan di fasilitasi lingkungan yang positif, seperti kelas untuk belajar dan lingkungan belajar lainnya. Tapi kondisi sekarang fungsi seorang guru banyak yang salah mengartikan pendidikan sebagai suatu pengajaran semata. Guru hanya memberikan pengajaran kepara peserta didik dengan ilmu pengetahuan semata, padahal prinsip pendidikan adalah bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didiknya saja melainkan seorang guru harus sampai memberikan pendidikan karakter pada peserta didiknya.


Kemudian dalam sistem pendidikan saat ini kebanyakan hanya memadukan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Padahal, aspek-aspek tersebut hanya menyelesaikan persoalan individual. Karenanya, perlu dipadukan juga aspek yang terkait materi. Keterpaduan berarti memadukan antara kepribadian Islam, ilmu keislaman dan ilmu kehidupan.


Pendidikan Islam seharusnya merupakan pendidikan yang bergerak “dari dalam ke luar” yakni pendidikan yang bertumpu pada pembentukan karakter (character building) pada setiap individu yang akan secara dinamis bergerak membentuk karakter kelompok, jama’ah, dan umat.

Pendidikan ini dalam Islam disebut sebagai pendidikan akhlak. Allah selalu menargetkan kondisi makarim al-akhlaq (akhlak terpuji) dalam pencapian target pendidikan. Ada banyak ayat al-Qur’an yang membahas konsep pencapaian akhlak terpuji ini, diantaranya :
Q.S. an-Nisa: 19,
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَـكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَآءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَاۤ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّاۤ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَا حِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَا شِرُوْهُنَّ بِا لْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِ نْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـئًـا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
yaaa ayyuhallaziina aamanuu laa yahillu lakum ang tarisun-nisaaaa kar-haa, wa laa ta'dhuluuhunna litaz-habuu biba'dhi maaa aataitumuuhunna illaaa ay yatiina bifaahisyatim mubayyinah, wa ‘aasyiruuhunna bil-ma’ruuf, fa ing karihtumuuhunna fa ‘asaaa ang takrohuu syai`aw wa yaj’alallohu fiihi khoirong kasiiroo

“Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 19)

Q.S. al-A’raf: 31,
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Loading...

يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَا شْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
yaa baniii aadama khuzuu ziinatakum ‘ingda kulli masjidiw wa kuluu wasyrobuu wa laa tusrifuu, innahuu laa yuhibbul-musrifiin

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 31)

Q.S. al-Ahqaf: 15,
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا ۗ حَمَلَـتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوْنَ شَهْرًا ۗ حَتّٰۤى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۙ قَا لَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْۤ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَا لِدَيَّ وَاَ نْ اَعْمَلَ صَا لِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَ صْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِ نِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
wa washshoinal-ingsaana biwaalidaihi ihsaanaa, hamalat-hu ummuhuu kurhaw wa wadho’at-hu kurhaa, wa hamluhuu wa fishooluhuu salaasuuna syahroo, hattaaa izaa balagho asyuddahuu wa balagho arba’iina sanatang qoola robbi auzi’niii an asykuro ni’matakallatiii an’amta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala shoolihang tardhoohu wa ashlih lii fii zurriyyatii, innii tubtu ilaika wa innii minal-muslimiin

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”
(QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 15)

Q.S. an-Nahl: 90,
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِا لْعَدْلِ وَا لْاِ حْسَا نِ وَاِ يْتَاۤىِٕ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ وَا لْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
innalloha yamuru bil-'adli wal-ihsaani wa iitaaai zil-qurbaa wa yan-haa ‘anil-fahsyaaa`i wal-mungkari wal-baghyi ya’izhukum la’allakum tazakkaruun

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 90)

Konsep al-Qur’an tentang pendidikan lebih mengedepankan pendidikan akhlak (karakter). Sebagiamana menurut Yusuf Qaradhawi menjelaskan bahwa: “pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya baik akal maupun hati rohani dan jasmani akhlak dan keterampilan. Sebab pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam perang dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kesejahteraannya, manis dan pahitnya.


Karakter yang baik adalah hasil internalisasi nilai-nilai agama dan moral pada diri seseorang yang ditandai oleh sikap dan perilaku yang positif. Seorang mukmin yang memiliki ilmu (kognitif/knowledge), dan mampu memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan, sebagai amalnya (motorik/skill) dengan akhlak mulia (nilai dan sikap/attitude), sehingga berdampak rahmatan lil alamin.

*Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

KPU Pdg Coklit
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien