SERANG – Menyikapi adanya isu dan penggiringan opini kepada atlet berprestasi Kabupaten/Kota dengan memberikan iming-iming bonus yang besar dinilai sebagai paradigma tidak baik dan dianggap sebagai pembodohan kepada atlet.
Hal itu disampaikan Ketua KONI Kabupaten Serang, Pujiyanto, yang menekankan kepada pemerintah dan pemangku kebijakan untuk tidak memberikan apresiasi dalam bentuk materi karena itu merupakan paradigma yang tidak baik.
“Terkait bonus atlet yang menjadi dilema, yang digemborkan oleh Kabupaten/Kota lain, sama halnya memberikan edukasi yang tidak baik bagi atlet, karena atlet diajarkan untuk matre, jadi tolak ukur atlet untuk berjuang itu uang itu nggak boleh,” ucap Pujiyanto saat ditemui di salah satu rumah makan di Kota Serang, Rabu (6/6/2018).
“Boleh memberi apresiasi kepada atlet yang berprestasi di PORProv boleh, tapi jangan selalu dalam hal rupiah, karena itu sama saja membodohi atlet,” imbuhnya.
Menurut Pujiyanto, pemerintah seharusnya memberikan apresiasi kepada atlet berprestasi, dalam bentuk perhatian kepada masa depan dari atlet itu sendiri.
“Saya ingin paradigma ini diubah, ditekankan kepada pemerintah untuk tidak memberikan bentuk apresiasi dalam bentuk harta, tapi lebih kepada harti, dalam bentuk ilmu, pengetahuan, dan keterampilan untuk masa depan atlet itu sendiri. Itu yang penting,” ujarnya.
Ia pun mencotohkan bagaimana ketika ada atlet binaan di Kabupaten Serang yang sudah dibina bertahun-tahun, namun karena ada iming-iming bonus besar dari KONI daerah lain sehingga membuat atlet tersebut berpindah kontingen.
“Ini yang tengah terjadi, mereka terkontaminasi dengan tawaran-tawaran seperti itu. Sehingga atlet-atlet binaan itu berpindah membela KONI Kabupaten/Kota lain,” ungkapnya.
Hal itu yang membuat Ketua KONI Kabupaten Serang yang akan dilantik pada bulan Juni 2018 ini, ingin merubah paradigma bonus atlet yang kerap digembor-gemborkan oleh pemerintah untuk bisa dirubah.
“Jangan hanya karena gengsi, ingin terangkat harkat martabat pemerintah Kabupaten/Kota nya jadi menghalalkan segala cara, ini bodoh, ini berjudi namanya,” tegasnya.
“Kabupaten Serang bukan nggak ada duitnya, kita banyak, miliaran. Tapi saya nggak mau seperti itu, sama saja saya nggak ada perubahan. Harus ada regenerasi di dunia keolahragaan yang merubah paradigma tidak baik itu,” paparnya.
“Jangan pemerintah mengatakan untuk apresiasi kepada atlet itu dalam bentuk uang,” lanjutnya.
Ia pun berharap agar pemerintah lebih fokus memberikan jaminan masa depan kepada atlet yang berprestasi dengan memberikan keterampilan dan kemampuan serta membantu agar para atlet tersebut bisa bekerja di kemudian hari.
“Yang bagus itu, bagaimana pemerintah menjamin masa depan atlet. Itu amanat Undang-undang Nomor 3 tahun 2005,” tukasnya.
“Saya harapkan kedepan, para atlet itu punya keterampilan untuk masa depannya,” tutupnya. (*/Ndol)