Warga Binaan Pemasyarakatan di Serang Jadi Mualaf

Sankyu

SERANG – Berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Serang, Erik Setiawan, salah satu warga Binaan yang menjalani hukuman karena mempertanggungjawabkan perbuatannya telah mendapatkan hidayah dan menjadi mualaf.

Erik Setiawan yang saat ini telah berganti nama menjadi Muhammad Abdul Hamid, sebelumnya adalah seorang penganut agama Budha, selama dibina di Rutan Jambe Ia kerap melihat banyaknya orang muslim yang melakukan aktivitas mengaji.

Hingga pada suatu hari saat masih di lapas Jambe Ia menceritakan telah mendapatkan mimpi berada di suatu tempat yang sangat indah dan tidak bisa diungkapkan bagusnya.

“Agama saya sebelumnya Budha China, pas masuk penjara, gimana saya kedepannya, hidup saya gimana, saya pengen bener, gak mau gini lagi. Saya mimpi ada di suatu tempat yang indah, indah banget kayak surga, gak tau tempat apa, ada tamannya, ada makanannya, banyak bidadari disana,” katanya.

Setelah mimpi tersebut keinginannya semakin menguat ingin masuk agama Islam dan mendalaminya. Namun Ia mengeluhkan karena alasan administrasi di Jambe sangatlah rumit, akhirnya Ia tidak sempat disunat.

Beruntung dipindahkan ke lapas Serang, Ia dapat dengan mudah hanya meminta restu dari pihak keluarga Ia bisa mewujudkan keinginannya untuk disunat.

Sekda ramadhan

“Disana ribet, harus ada KTP, KK, akte, dan segala macam, akhirnya gak jadi, terus saya dipindah ke Lapas kelas IIA Serang, baru dua bulan, disini cuma suruh minta restu aja ke keluarga, keluarga saya udah gak ada tinggal kakak lagi, saya telpon kakak minta restu, akhirnya kata kakak saya, terserah, kita punya pikiran masing-masing, dede udah geude, dan punya jalan sendiri (menirukan percakapan bersama kakaknya), ya intinya kakak saya ngasi ijin, ya udah disunat disini,” jelasnya.

“Disini saya dibimbing sama pak Mustofa, dia juga nanya kapan saya keluar, saya bilang 2022. Nanti mau diajak ke pesantren,” imbuhnya.

Ia mengaku, bahwa keinginan masuk ke agama Islam tanpa ada paksaan dari siapapun, Ia hanya menilai bahwa hidupnya akan lebih tenang saat masuk agama Islam.

“Dari hati saya gak ada paksaan, gak ada keluhan, tapi saya pengen ngedalemin Islam, saya gak tau Islam tu seperti apa dan saya gak akan main-main akan sungguh-sungguh. Saya sering solat subuh dan udahnya itu hati tenang,” tegasnya.

Di akhir percakapannya, Ia menegaskan setelah selesai masa tahanannya, Ia mengaku akan masuk ke salah satu pesantren di wilayah Jakarta.

“Diajak ama yang disini, katanya nanti saya mau dijemput kalau sudah keluar mau diajak ke pesantren, saya bilang mau,” tandasnya. (*/Red)

Honda