Soal Dugaan Calon Boneka di Pilkada Cilegon, Dua Bacalon Independen Ini Buka Suara

Dprd ied

CILEGON – Bakal calon walikota Cilegon Malim Hander Joni atau yang akrab disapa Haji Joni, buka suara terkait dugaan adanya calon “boneka” yang disuarakan oleh salah satu elemen mahasiswa Cilegon beberapa waktu lalu.

Haji Joni yang berencana maju di Pilkada Cilegon 2020 dari jalur perseorangan ini, menganggap adanya dugaan calon boneka tersebut adalah sesuatu yang tidak benar.

Menurut Ketua PA 212 Kota Cilegon ini, dugaan adanya calon boneka belum dapat dibuktikan dan anggapan tersebut belum tentu juga mengarah kepadanya.

“Ya gak dong. Anggapan itu tidak benar. Kenapa ada anggapan seperti itu? Itu dulu yang terpenting. Dari mana sumbernya,” ujar Haji Joni, saat dihubungi wartawan melalui telepon genggamnya, Sabtu (25/1/2020).

Haji Joni melanjutkan, anggapan calon boneka itu akan menimbulkan citra negatif terhadap dirinya, dan bisa mempengaruhi elektabilitasnya pada Pilkada 23 September 2020 mendatang.

Meski demikian, anggapan calon boneka tersebut harus ditelusuri dari mana sumbernya. Bisa jadi suara itu sengaja dilempar agar masyarakat tidak memilih dirinya, atau kekhawatiran lawan yang menganggap dirinya sebagai bagian dari petahana.

“Ada dua kemungkinan, bisa jadi itu memang sengaja dibuat untuk menggagalkan atau memang pendapat itu memang pendapat apa adanya yang perlu diklarifikasi,” jelas Haji Joni.

Sedangkan dari kubu calon perseorangan lainnya, KH Lukman Harun melalui tim pemenangannya Ali Fahmi menegaskan, kesiapannya untuk maju pada Pilkada Cilegon bukan merupakan pesanan dari salah satu pihak.

Ali Fahmi menegaskan, ini adalah bentuk keseriusan atas dukungan para ulama dan masyarakat, meski kesiapan tersebut memang berangkat dari seorang kyai murni.

“Atas respon para ulama dan masyarakat, alhamdulillah semua mendukung. Nah kewajibannya untuk tampil sebagai calon pemimpin perubahan beliau sudah lakukan,” katanya.

Perkara memilih, kata Ali Fahmi, akan dikembalikan kepada masyarakat, pemimpin seperti apa yang dikehendaki masyarakat.

Hingga saat ini lanjut Ali Fahmi, berkas dukungan dari masyarakat sudah hampir mencapai batas minimal yang dibutuhkan. Dia juga meyakini hasil input data sebagai bentuk dukungan akan melebihi jumlah yang diprediksinya.

dprd tangsel

“Yang jelas beliau sudah siap lahir batin, dan saya pastikan beliau bukan calon boneka seperti isu yang berkembang. Prediksi saya dukungan suara untuk beliau jauh melebihi yang saya perkirakan,” tegas Ali Fahmi.

Berita Terkait: Mahasiswa Sebut Ada Potensi Munculnya “Calon Boneka” di Pilkada Cilegon 

Sementara Rizki Putra Sandika, Ketua Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) mengungkapkan, alasan munculnya dugaan calon boneka lantaran belum terlihatnya animo masyarakat yang mendukung para bakal calon yang muncul.

Selain itu menurut Rizki, dugaan calon boneka muncul karena sepinya gagasan serta konsep perubahan dari para bakal calon itu sendiri.

Namun kata Rizki, sebaliknya jika kondisi ini bener-bener objektif, justru hal ini akan menjadi baik. Dia mengartikan, terjadi penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.

“Memang yang kita harapkan adalah perubahan. Akan tetapi sosok-sosok perubahan ini konsepnya belum kita ketahui,” ujarnya.

Rizki juga menilai, beberapa yang disampaikan dan diaplikasikan oleh bakal calon yang muncul, memang belum tentu jadi jaminan. “Tapi minimal soal konsep kita tahu,” ujar Rizki.

Setidaknya, menurut Rizki, bentuk keseriusan dari para bakal calon Walikota Cilegon itu, mereka mampu menyampaikan gagasan atau konsep, minimal mau berdiskusi dengan para mahasiswa selaku bagian civil society.

Bukan hanya kepada IMC, elemen mahasiwa lain seperti BEM, Cipayung Plus, HMI dan lainnya, menurut Rizki, ini juga harus dilibatkan agar faham apa dan bagaimana konsepnya.

“Jika misalkan yang kita ajak enggan berinteraksi, bagaimana punya itikad baik untuk bicara perubahan. Banyak bicara soal perubahan, dengan kita teman-teman mahasiswa saja enggan ketemu. Kan dipertanyakan bicara perubahannya bang,” tegasnya.

Rizki berharap bukan hanya kepada calon perseorangan, melainkan kepada bakal calon dari partai politik pun harus benar-benar konkrit bicara soal perubahan.

“IMC akan tetap menjaga idealismenya sebagai organisasi mahasiswa. IMC mengkritik bukan hanya kepada incumbent saja, melainkan kepada yang bicara soal perubahan, perubahan yang mana?” tandasnya. (*/CNO)

Golkat ied