Adzan, Dipuji Morgan Freeman, Dihina Sukmawati

Dprd

JAKARTA – Sukmawati Soekarnoputri resmi dilaporkan seorang warga bernama Denny Andrian Kusdayat ke Polda Metro Jaya terkait puisinya yang dinilai telah melecehkan agama Islam.

Laporan polisi yang dibuat pada Selasa (3/4/2018) tersebut beromor TBL/1782/IV/2018/PMJ/ditreskrinum.

Dalam laporan tersebut, terlapor Sukmawati dilaporkan telah melakukan penistaan agama dan diancam Pasal 156A KUHP dan atau Pasal 16 UU No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Pelaporan didasari beredar video pembacaan puisi oleh Sukmawati Soekarnoputri. Di dalam bagian puisi tersebut ada yang menyinggung mengenai azan dan cadar.

Puisi itu dibacakan Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. Sukmawati diberi kesempatan maju ke panggung dan membacakan Puisi ‘Ibu Indonesia’ karyanya sendiri.

Sankyu rsud mtq

Selain laporan Denny, Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) juga akan melaporkan adik kandung Megawati (Ketum PDIP) itu ke Bareskrim Mabes Polri pada Kamis (5/4/2018).

“Puisi tersebut sangat menyinggung kami Umat Islam, dimana terdapat beberapa kalimat yang mengandung unsur SARA,” kata Ketua Umum FUIB Rahmat Imran, Selasa (3/4/2018).

Berikut isi puisi Sukmawati yang dinilai telah melecehkan dan menistakan agama tersebut:

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Kalau Tidak Tahu, Belajar
Menanggapi puisi tersebut, Ustadz Felix Siauw pun membalasnya dengan puisi berjudul “Kamu Tak Tahu Syariat”.

Kalau engkau tak tahu syariat Islam, seharusnya engkau belajar bukan berpuisi, harusnya bertanya bukan malah merangkai kata tanpa arti

Bila engkau mau mengkaji, engkau akan memahami bahwa hijab itu bukan hanya pembungkus wujud, tapi bagian ketaatan, sebagaimana saat engkau ruku dan sujud

Engkau juga akan mengerti, bahwa membandingkan konde dan cadar itu perkara menggelikan, sebab yang satu ingin terjaga, yang lain malah mengumbar

Kalau engkau tak tahu syariat Islam, hal paling pintar yang engkau lakukan adalah diam. Sebab bicara tanpa ilmu itu menyesatkan, berjalan tanpa pelita di gelap malam

Pastinya juga engkau tak tahu bahwa negeri ini dibangkitkan darah perlawanannya oleh kalimat takbir, yang enam kali dilantangkan dalam azan yang engkau tuduh tak lebih merdu dibanding kidung ibu

Tanpa Islam tak ada artinya Indonesia, maka dimulakan negeri ini dengan “Atas berkat rahmat Allah”. Islam adalah ruh Indonesia, nyawa Indonesia

Dede pcm hut

Takkan berdaya wanita Indonesia tanpa Islam, yang telah menuntun mereka dari gelapnya penjajahan menuju cahaya kemerdekaan. Dari sekedar pelengkap jadi tiang peradaban

Dan kini aku menggugat dirimu, mempertanyakan dirimu, siapa kamu sebenarnya? Mengapa cadar dan azan begitu mengganggu dirimu, membuat engkau resah? Yang kutahu, hanya penjajah yang begitu

Tak paham konde, tak mampu berkidung, tak jadi masalah. Tapi tak tahu syariat mana bisa taat? Tak Indonesia tetap bisa menghuni surga, tak Islam maka tak ada lagi penolong di satu masa yang tak ada keraguan di dalamnya

Kalau engkau tak tahu syariat. Mari sini ikut melingkar dan merapat. Akan aku sampaikan biar engkau pahami, bagi mereka yang beriman, tak ada yang lebih penting dari Allah dan Rasul-Nya

Diskreditkan Agama
Pengurus Persaudaraan Alumni 212, Kapitra Ampera mengatakan, setelah menyimak video tersebut, memang ada dugaan pelanggaran hukum dalam puisi tersebut.

“Saya mendapatkan video itu tadi pagi. Sudah saya cermati ada mengenai adzan dan cadar. Menurut saya, ada dugaan kuat mendiskreditkan agama,” ujar, Kapitra Ampera kepada wartawan, Senin (2/4/2018).

Kapitra menyatakan, tidak seharusnya Sukmawati membanding-bandingkan adzan dengan Kidung Pancasila. Sebab, adzan yang merupakan panggilan untuk shalat, tidak bisa dibandingkan dengan apa pun.

“Jangan banding-bandingkan adzan. Adzan itu panggilan ibadah,” ujar Kapitra.

Sukmawati Mengelak
Sementara itu, Sukmawati yang dikonfirmasi mengatakan, apa yang disampaikannya adalah pendapat pribadi sebagai budayawan.

Sukmawati mengaku, tidak ada isu SARA sama sekali dalam puisi yang dibawakannya. “Saya nggak ada SARA-nya. Di dalam saya mengarang puisi. Saya sebagai budayawati berperan bukan hanya sebagai Sukmawati saja, namun saya menyelami, menghayati khususnya ibu-ibu di beberapa daerah. Ada yang banyak tidak mengerti syariat Islam, seperti di Indonesia timur di Bali dan daerah lain,” kata Sukmawati.

Menurut Ketua Umum FUIB Rahmat Imran, ada dua poin/baris dalam puisi Sukmawati yang mengandung SARA.

Pertama, di baris “Sari konde sangat indah lebih cantik dari cadar dirimu”. Lalu pada baris kedua, “Suara kidung ibu Indonesia lebih merdu dari alunan Adzan.”

“Maka dengan ini kami dari Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) bermaksud akan melaporkan Sukmawati Soekarno secara resmi ke Bareakrim Mabes Polri,” kata Rahmat.

Aktor Non Muslim Kagumi Adzan
Apa yang diungkapkan Sukmawati berbanding terbalik dengan pengakuan aktor senior Hollywood, Morgan Freeman.

Freeman mengatakan, bahwa panggilan muslim untuk menunaikan sholat, atau yang dikenal sebagai azan, merupakan suara paling indah di dunia.

Hal tersebut Ia kemukakan saat mengunjungi seorang Imam di sebuah mesjid saat menjalani syuting ‘The Story of God’ untuk National Geographic.

Dalam video yang diunggah di Youtube, Morgan juga banyak bertanya tentang asal usul adzan. Bahkan ia juga kerap bertanya tentang Islam.

Ketika bertemu sang imam, Morgan juga menanyakan apakah seorang muazin (orang yang mengumandangkan adzan) harus mengikuti audisi terlebih dahulu. Sang imam pun menjawab bahwa muadzin dipilih berdasarkan suara paling bagus. “Allahu Akbar.. Bukankah begitu pengucapannya?” ujar Morgan. (*/Kabarjitu)

Dprd dinkes kpni hut
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien