Sensasi Sungai Ciberang

FAKTA BANTEN – Wahana arung jeram buatan mungkin saat ini tak lagi sulit ditemukan di beberapa sarana rekreasi perkotaan. Namun apabila ingin kembali menikmati suasana alami melintasi riam-riam sungai, cobalah sensasi Sungai Ciberang yang berlokasi di Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, yang kiranya bisa menjadi satu pilihan tempat untuk berarung jeram.

Cuaca cerah berawan dan matahari yang tidak begitu terik pada Kamis (10/5/2018) siang. Kicauan suara burung sesekali terdengar berpadu bunyi serangga serta deru suara air menyambut rombongan Komunitas Alumni SMPN 5 Cilegon yang hendak berarung jeram di Sungai Ciberang.

Pada kesempatan ini, Rizki Ilhamsyah, yang kini sudah mengabdikan di Pemkot Cilegon dan Ahmad Syahroni yang kini sudah menjadi pengusaha muda di kota industri tersebut, membawa sembilan alumni lainnya ke Kampung Muhara, yang menjadi lokasi start arung jeram di sungai yang hulunya di Gunung Halimun ini.

“Dalam kegiatan ini kita ingin refreshing dengan teman-teman sekolah dalam suasana yang alami dan asri. Sekaligus memberikan sensasi tantangan yang memacu adrenalin dan keceriaan,” ungkap Ahmad Syahroni kepada Fakta Banten, Kamis (10/5/2018).

Selain itu, dalam kunjungan warga Cilegon ke kawasan Banten Selatan yang hingga saat ini bisa dikatakan masih menjadi “paru-parunya” Banten ini, sekaligus untuk bernostalgia dan melatih kekompakan diantara mereka.

“Kita ingin bernostalgia, sebelumnya Roni pernah rafting ke sini. Kalau saya dulu pernah mondok di pesantren Latansa yang berada di tempat finish rafting Sungai Ciberang ini. Dan yang pasti temen-temen ini waktu masih SMP, pada suka kajuran (berenang) di Kali depan sekolah,” terang Rizki.

Dari pantauan langsung faktabanten.co.id yang kebetulan turut dalam kegiatan tersebut, setiap tamu akan disambut dengan ramah, akan dipandu mengarungi arus sungai dalam rute sepanjang 10 kilometer.

Selain itu, suguhan pemandangan alami juga menjadi daya tarik arung jeram di Sungai Ciberang. Mulai dari rindangnya pepohonan di sepanjang bantaran sungai, hingga batu-batu berukuran raksasa.

Belum lagi kesempatan menyaksikan beragam aktivitas warga yang terlihat saat melintasi separuh perjalanan rafting. Dimana mulai terlihat kampung demi kampung. Tampak warga yang sedang mencari ikan, menyeberangi sungai sambil memanggul sekarung gabah hasil panen dan anak-anak yang ceria menyapa dan berbagi senyuman keramahan khas di pedesaan.

Kartini dprd serang

Diketahui, untuk dapat menuju lokasi, terdapat tiga rute untuk menuju kawasan wisata arung jeram Ciberang di Kampung Muhara ini. Rute pertama adalah Jakarta-Serang-Pandeglang-Rangkasbitung-Cipanas-Kampung Muhara. Rute kedua adalah lewat Tigaraksa-Tenjo-Jasinga-Cipanas-Muhara.

Bagi wisatawan dari Jakarta, baiknya untuk melewati rute ketiga, karena bisa lebih singkat. Rutenya adalah Jakarta-Bogor (melalui tol Jagorawi, keluar di Tol Sentul Selatan)-Leuwiliang-Jasinga-Cipanas-Muhara.

Begitu sampai, pengunjung tinggal mendaftar di kantor Banten Rafting Ciberang (BRC). Setiap perahu dapat disewa minimal empat orang. Tiap perahu akan didampingi satu hingga dua pemandu dari BRC.

Pengelola BRC menawarkan beberapa paket bagi pengunjung atau peserta. Adapun rombongan dari Cilegon mengambil paket lengkap, seharga Rp 225.000 per orang. Paket ini menawarkan kesempatan berarung jeram di rute sepanjang 10-11 kilometer selama kurang lebih 2 jam dengan minuman selamat datang, makan siang, sajian kelapa muda, snack, dan mandi di pemandian air panas.

Menurut Kepala Pemandu BRC, yang biasa disapa Kang Inong, Ada sekitar 60 riam di Sungai Ciberang yang akan dilintasi para peserta arung jeram pada paket lengkap ini. Masing-masing riam memiliki karakteristik dan ragam tingkat kesulitan.

“Kalau durasi waktu tempuh sebenarnya relatif. Faktor debit air sungai dan kekompakan tim di atas perahu sangat menentukan. Di track ini, ada 60an jeram, tapi hanya beberapa jeram yang kita beri nama, seperti jeram Bu Atut, jeram Brimob, dan sebagainya,” ungkapnya, ketika ditanya di sela-sela rafting.

Selain memandu, Kang Inong juga tidak pelit memberikan informasi tentang kondisi sungai hingga kedalaman sungai yang bervariatif, kepada para peserta rafting yang didampinginya.

“Kawasan arung jeram Ciberang juga memiliki tempat beristirahat sejenak untuk mengatur napas agar tidak kepayahan mendayung, yaitu di kampung Bungawari ini. Medan sungai di sekitar tempat peristirahatan ini relatif datar dengan arus tenang tapi itu yang dalam. Paling dalam 15 meter, rata-rata kedalaman 4-5 meter,” paparnya.

Mendekati garis akhir, riam yang terbentuk akibat derasnya arus yang membentur bebatuan besar kian menantang. Mereka tidak lagi dapat saling bercanda. Pemandu yang duduk di bagian belakang perahu sibuk mengeluarkan komando untuk bahu-membahu supaya sukses melewati tantangan riam.

Sebagaimana pendaki gunung yang puas begitu menjejakkan kaki di puncak, peserta arung jeram pun merasakan kelegaan begitu perahu karet mereka mendarat di garis akhir. Sebentuk spirit yang dapat dibawa sebagai bekal ketika kembali beraktivitas. (*/Ilung)

Polda