Ojek Pangkalan di Cilegon Mulai Resah dengan Keberadaan Ojek Online

Sankyu

CILEGON – Mulai merambahnya bisnis moda transportasi online di wilayah Kota Cilegon dan Serang beberapa pekan lalu, mulai dikeluhkan oleh ojek konvensional karena berdampak pada penurunan penumpang di pangkalan.

Keluhan yang dirasakan oleh beberapa tukang ojek pangkalan yang merasa dalam seminggu terakhir ini penumpang makin sepi.

“Iya nih lagi santai aja, penumpang lagi sepi kang, udah ada semingguan inilah. Yang ngetem disini biasanya rame, mungkin karena sepi aja ada beberapa yang ikut kerja bangunan,” ujar Yudi Pratama, salah seorang tukang Ojek di pangkalan PCI, Sabtu (15/4/2017).

Yang kemudian disahuti oleh rekannya Misri.

“Oia iya kang bener tah sekarang ada ojek online? Pantesan aja pangkalan sepi terus,” keluh Misri.

Selain itu, Yudi juga mengaku bahwa sudah kehilangan beberapa penumpang langganannya yang dianggap akibat adanya ojek online tersebut.

“Uh iye bener, penumpang-penumpang yang biasa saya tarik udah jarang naik ojek saya lagi. Apa karena naik ojek online itu tah? Emang tarifnya murah atau gimana sih?” tanya Yudi.

Sekda ramadhan

Sebelum melakukan wawancara dengan beberapa tukang ojek di pangkalan PCI ini, beberapa jam sebelumnya Fakta Banten sudah memantau belasan tukang ojek yang tampak terlihat sedang jenuh di pangkalan, dari yang tiduran, melamun, dan bercengkrama sesama rekannya sambil menunggu penumpang datang.

Dari persoalan ini, kalau melihat promosi ojek online di Cilegon-Serang yang sudah beredar, teknis operasional ojek online di Cilegon terbilang berbeda dengan beberapa ojek online perintisnya di Jakarta.

Tim Fakta Banten pun coba membandingkan teknis operasional ojek online di Kota Jakarta dengan yang beroperasi di Cilegon. Saat berada di Jakarta, wartawan Fakta Banten pun coba meminta layanan ojek online Go-jek dengan langsung memesan kepada driver tanpa melalui aplikasi.

Kepada driver Go-Jek yang mangkal di Kawasan Cempaka Putih, kami minta diantarkan ke Taman Ismail Marzuki. Namun driver ojek online Go-Jek ini tidak bersedia, dengan alasan pemesanan harus melalui operator terlebih dahulu.

“Ga bisa bang, abang harus akses operator kita dulu di internet. Baru nanti operator yang nunjukin kita ke penumpang,” ujarnya.

Begitu juga sama halnya dengan driver ojek online Grab, yang menjawab hampir sama dengan Go-Jek.

Sementara ojek online di Cilegon dengan brand Adajek memiliki sistem yang cenderung lebih fleksibel. Penumpang bisa langsung menyetop driver Adajek dan minta pelayanan antar meskipun tidak memiliki aplikasi Adajek di handphone. Adajek menyediakan sistem Stop and Go, dimana si driver bisa melakukan pemesanan melalui HP nya jika ada penumpang yang minta diantarkan.

Jadi, sangat beralasan tukang ojek pangkalan yang sudah bertahun-tahun bahkan ada yang puluhan tahun ngojek, mengeluh karena terkena imbas dari adanya bisnis ojek online yang baru dibuka itu. Dan sangat rasional kalau teknis operasi ojek online di Cilegon itu sebagaimana yang dipromosikan, selain pakai jaringan internet, juga menerapkan teknis Stop and Go seperti layanan ojek pangkalan. (*)

Honda