PB Al-Khairiyah Sarankan Jokowi Gandeng KH Ma’ruf Amin Jadi Cawapres
CILEGON – Hingga saat ini, masih belum ada kepastian siapa sosok yang nantinya bakal menemani Jokowi untuk dicalonkan diri sebagai pasangan Calon Wakil Presiden dalam perhelatan Pemilu 2019. Nama-nama bakal Cawapres tersebut masih tersimpan rapih di kantong RI 1 tersebut.
Namun menyikapi konstelasi politik terkini, Ketua Umum PB Al-Khairiyah Haji Ali Mujahidin mengungkapkan, bahwa sosok yang pantas menjadi Cawapres, haruslah bisa menjadi penguat Jokowi di kalangan pemilih muslim. Karena saat ini, stigma yang melekat seakan-akan Presiden Jokowi jauh dan seringkali dikaitkan sebagai tokoh anti Islam oleh para pesaingnya.
Menurut pria yang akrab disapa Haji Mumu ini, sosok yang paling pas untuk menjadi pendamping Jokowi sebagai Cawapres pada Pemilu 2019 nanti, adalah KH Ma’ruf Amin. Tentu hal ini didasarkan kepada beberapa faktor, kenapa KH Ma’ruf Amin adalah sosok yang tepat.
“Stigma yang digalang seolah-olah bahwa Jokowi anti Islam terus menerus digoreng oleh kelompok yang anti Jokowi. Sehingga berpotensi menjadikan iklim ketegangan dan masih menjadi isu andalan untuk menjatuhkan kredibilitas Jokowi di hadapan ummat Islam. Terutama di beberapa daerah tertentu sehingga cukup mengandung resistensi,” ungkap Haji Mumu kepada wartawan, Selasa (24/7/2018).
Diketahui, menurut rilis hasil survei, Jokowi saat ini masih jauh berada di atas para calon kompetitornya di sebagian besar daerah, tapi jika isu anti Islam ini terus digalang melalui media sosial, dan berbagai media lainnya, tidak menutup kemungkinan dapat mereduksi elektabilitas Jokowi.
“Untuk mengimbangi hal tersebut, diperlukan sosok yang dapat memberikan kesejukan kepada umat, dan merepresentasikan umat Islam dengan tokoh yang cukup dapat diterima oleh semua kelompok Islam, dan merepresentasikan central tokoh ummat Islam di Indonesia,” jelas Haji Mumu, yang menilai KH Ma’ruf Amin sosok yang tepat untuk membantu Jokowi menangkal isu tersebut.
Selain itu, dijelaskan Haji Mumu, kehadiran KH Ma’ruf Amin, akan mencairkan suasana dan bisa memperkuat barisan partai politik koalisi pendukung Presiden Jokowi. Ini lain hal yang perlu diantisipasi, karena keinginan para Ketua Umum dan tokoh sentral dari para partai politik pendukung berlomba-lomba agar dipilih menjadi pendamping Jokowi sebagai Cawapres nanti.
“Sangat wajar jika ketua-ketua partai ingin menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019 yang akan datang. Akan tetapi untuk iklim dan situasi atmosfir saat ini memilih wakil presiden di luar partai mungkin jauh lebih baik bagi Jokowi karena pertimbangan tertentu,” seru Haji Mumu.
KH Maruf Amin diketahui merupakan tokoh ulama Indonesia yang kharismatik, yang lahir dari hasil didikan Pondok Pesantrean Al-Khairiyah dan Tebu Ireng. Hal ini tentu membuat KH Maruf Amin juga menjadi tokoh sentral di Nahdatul ‘Ulama, Al-Khairiyah dan beberapa komunitas lainnya.
“Keberadaan KH Maruf Amin sebagai pemimpin lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat diharapkan dapat mengakomodir kelompok Ormas Islam seperti NU, Muhamadiyah, Al-Khairiyah, Mathlaul Anwar, Al-Khoirot, dan yang lainnya, dan sikap KH Maruf Amin selama ini cukup fleksibel, memiliki keahlian dalam berbagai disiplin ilmu politik, ekonomi, sosial dan budaya yang mumpuni untuk memberikan masukan dan inspirasi kepada Presiden terutama tentang bagaimana menjaga stabilitas Negara,” imbuhnya.
Al-Khairiyah mengaku akan bulat dan total untuk memenangkan KH Ma’ruf Amin pada Pemilu 2019 mendatang.
“Dengan ini maka kami menyarankan semoga Jokowi dapat menggandeng KH Maruf Amin pada Pemilu 2019 untuk tujuan Kemaslahatan. Sehingga ulama dan umaro dapat bersanding bersama-sama memimpin dan membangun negeri ini. Dan tentunya ini akan menjadi pasangan yang “Nasionalis Religius” sebagai cermin representasi keterwakilan bangsa Indonesia yang sesungguhnya,” tutup Haji Mumu. (*/Ika)