Prostitusi Online Menjamur di Cilegon, Pemkot Diminta Tegas
CILEGON – Prostitusi online di Kota Cilegon yang makin menjamur mendapat sorotan tajam dari Ali Fahmi, pengamat sosial yang mengaku prihatin dengan kondisi di kota santri tersebut.
Menurutnya, Pemkot Cilegon harus lebih serius dan melakukan upaya konkrit dalam menangani persoalan sosial yang menurutnya bisa berdampak pada kesehatan masyarakat, rusaknya moral remaja dan keharmonisan rumah tangga.
“Menyelesaikan masalah prostitusi tidak bisa hanya menyelesaikan satu aspek saja, sebab persoalan ini bersifat sistemik. Prostitusi hanya secuil masalah yang timbul. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang mendasar dan total untuk menyelesaikannya,” ujarnya kepada Fakta Banten, Kamis (27-2-2020).
Menurut Ali Fahmi, tindakan pencegahan praktik prostitusi dari Pemkot Cilegon sejauh ini belum dilakukan secara komprehensif dan terpola dengan baik yang mampu memberikan solusi. Untuk itu menurutnya perlu dilakukan pembinaan agar para wanita penjaja seks bisa mandiri, dilatih keterampilan skill disamping pembinaan mental dan moral.
“Kita tahu bahwa dinas dalam beberapa kali Dinas Trantib sudah terlihat melakukan razia dan lain sebagainya. Namun tidak cukup dengan itu, ada banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi, harus ada pembinaan, harus ada pemberdayaan yang berarti harus ada kebijakan anggaran untuk penanganannya,” terangnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Kang Fahmi ini menjelaskan beberapa titik di pusat Kota Cilegon yang menjadi tempat mangkal atau beroperasinya para wanita penjaja seks. Bahkan dengan berkembangnya teknologi, lobby dan transaksi prostitusi bisa dilakukan secara online.
“Miris sekali kita lihat, ada bangunan gedeg di belakang Polres kalau malam sebagai tempat mangkalnya wanita tersebut. Artinya penegakan itu tidak serius. Sudah tempatnya gelap, banyak pohon rindang, kumuh. Apakah kita akan menyalahkan wanita tersebut atau pemangku kebijakan?” tegasnya.
Makin maraknya praktik prostisusi online di Kota Cilegon juga mendapat sorotan dari warga Cilegon, Umar yang menyatakan keprihatinannya. Ia khawatir jika prostitusi online terus dibiarkan hal itu bisa berdampak para remaja.
“Yang secara fisik terlihat dan terang-terangan saja begitu itu. Bagaimana mau mengusut dan memberantas prostiusi online yang bisa diakses semua orang bisa akses di aplikasi android? Ini lebih bahaya karena anak di bawah umur bisa akses, coba-coba dan terjerumus,” ungkapnya.
Dari penelusuran wartawan, ada beberapa titik praktik prostitusi di Kota Cilegon seperti di Tikungan Merak dan di kawasan perbatasan Link Kenanga dan Link Sumampir. Di mana para wanita pemuas nafsu seks bisa dengan bebasnya mangkal menunggu para pria hidung belang datang dengan uangnya.
Selain itu, praktik prostitusi online di Cilegon juga makin marak saja dan menjadi obrolan di beberapa kalangan karena sangat mudah diakses dan lebih terselubung. Saat coba melakukan investigasi di salah satu aplikasi Medsos MiChat, dengan mengklik menu ‘Pengguna Sekitar’ akan muncul tampilan nama dan foto profil wanita yang vulgar dan seksi yang jarak atau radiusnya hanya ratusan meter dan beberapa kilometer saja.
Bahkan beberapa diantaranya, secara terang-terang menuliskan BO atau Booking Online yang berarti menawarkan kepada semua pengguna aplikasi tersebut yang melihat profilnya. Ketika ditelusuri lebih lanjut, dengan coba mengirimkan sapaan, tanpa basa basi langsung mengajak BO dengan tarif bervariasi mulai dari yang terendah Rp200 ribu hingga Rp1,5 juta sudah termasuk bayar tempat. Ada yang bayar cash ada juga yang meminta DP dulu via transfer Bank.
Saat ditanyakan lokasi atau tempat untuk melakukan praktik seks, para wanita penjaja seks ini ternyata diketahui sudah chek in atau biasa mangkal di hampir semua hotel yang ada di pusat kota Cilegon dan di kawasan Merak. Namun mirisnya, tidak sedikit juga wanita pemuas syahwat ini yang mengajak “pasiennya” untuk melakukan hubungan seks sekaligus transaksi di bedeng-bedeng atau rumah kontrakan.
Hal ini tentu saja perlu adanya tindakan tegas dari pihak pemangku kebijakan di Kota Cilegon untuk bisa melakukan upaya-upaya serius untuk mengatasi banyaknya keburukan di dalam persoalan klasik ini, meski bagi sebagian orang ini adalah hal yang asik. (*/Ilung)