Gunung Anak Krakatau Berstatus Siaga, Abu Vulkanik Dirasakan Warga Sumur Pandeglang

Ks sankyu hut

SERANG – Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau, Deny Mardiono menyatakan adanya peningkatan status erupsi Gunung Anak Krakatau dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) terhitung pada 24 April 2022 pukul 18.00 WIB.

Bahkan menurutnya, peningkatan aktivitas gunung api tersebut mengharuskan masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif.

“Ijin menyampaikan peningkatan status GAk dari waspada ke siaga terhitung Minggu 24 April 2022 pukul 18.00 WIB. Rekomendasi level III, masyarakat tidak mendekati GAK dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif,” kata Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau, Deny Mardiono melalui pesan Whatsapp, Minggu (24/04/2022) malam.

Bahkan disampaikan, berdasarkan pengamatan pada tanggal 23 April 2022, lava yang keluar dari Gunung Anak Krakatau mengalir masuk ke dalam laut.

Selain itu, ketinggian abu vulkanik yang mencapai 3.000 meter dari atas puncak dilaporkan sudah mengarah ke arah pesisir Selatan Banten.

Sankyu rsud mtq

“Gunung Anak Krakatau masih erupsi menerus, arah angin saat ke timur,” ujar Deny.

Dede pcm hut

Dampak peningkatan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau membuat sejumlah wilayah pesisir Kabupaten Pandeglang turut merasakan adanya hujan abu di areal pemukimannya.

Seperti disampaikan oleh warga Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang Ajid. Menurutnya, dirinya mengetahui adanya hujan abu vulkanik saat sedang membersihkan kapal yang biasa digunakannya untuk melaut.

“Iya, dari hari Kamis. Itu ngebersihin kapal tapi kok kotor lagi kotor lagi, abu hitam gitu. Ke badan juga nempel, lengket gitu,” ucap Ajid.

Senada, Kepala Desa Tamanjaya, Kecamata Sumur, Kabupaten Pandeglang, Ade Sutoni menuturkan, jika hampir 3 hari masyarakat di wilayahnya sempat merasakan adanya hujan abu berwarna hitam pekat mengotori halaman rumah.

“Iya sejak Kamis dan Jumat. Kalau Sabtu udah agak berkurang. Itu warnanya hitam gitu, nempel ke badan dan ke lantai rumah kotor. Banyak warga yang bilang udah disapu, kotor lagi kotor lagi, apalagi yang rumahnya berada persis di pesisir pantai. Biasanya itu pagi hari adanya,” kata Ade.

Untuk itu, guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dari bahaya abu vulakanik tersebut, diakui Ade, jika pihaknya akan segera memberikan himbauan kepada masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

“Kita dari pemerintah desa tentu akan memberikan himbauan kepada masyarakat agar memakai masker kalau ke luar rumah. Menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, khawatir nanti abunya terhirup,” tandasnya. (*/YS)

Dprd dinkes kpni hut