KMS 30 Sebut WH-Andika Gagal Atasi Persoalan Pendidikan di Banten

Dprd ied

SERANG – Komunitas Soedirman (KMS) mengkritisi situasi pendidikan yang terjadi saat ini. 19 tahun Provinsi Banten masih banyak ketimpangan dalam dunia pendidikan.

Semangat perubahan yang digaungkan oleh Wahidin Halim dan Andika Hazrumy sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten masih saja menyisakan persoalan untuk pendidikan.

Hal tersebut terungkap saat KMS 30 menggelar aksi demonstrasi di bunderan lampu merah Ciceri, Kota Serang. Kamis, (24/10/2019).

“Di usia yang terbilang sudah dewasa,
tentu sudah melewati riwayat perjalanan yang beragam. Namun, Provinsi Banten masih saja dililit banyak masalah. Jika persoalan-persoalan pendidikan tidak ditangani serius, dikhawatirkan persoalan itu nantinya akan sukar diatasi,” ungkap Koordinasi lapangan aksi Farid rizki.

Menurutnya, saat ini pendidikan di Provinsi Banten masih banyak yang perlu dituntaskan, sebagaimana cita-cita dalam mewujudkan pendidikan gratis, ilmiah dan demokratis, serta jauh dari kata ketimpangan dalam mengenyam pendidikan.

“Seperti halnya kisah tragis Guru tinggal di toilet sekolah, serta jangan lupakan juga cerita Madrasah Al-Islah di Kampung Situpotong, Pandeglang, Banten, Sekolah madrasah yang menampung 117 murid tersebut, kondisi dinding serta atap sekolah sudah bolong dan membahayakan keselamatan,” terang Farid.

dprd tangsel

Sejak dibangun tahun 1980 hingga saat ini kata Farid, belum mendapat bantuan
biaya perbaikan. Selain sekolah dengan atap bolong, fasilitas jembatan penghubung antar Desa di Kabupaten Pandeglang tersebut juga mengalami kerusakan, para pelajar dan warga terpaksa melewati jembatan rusak untuk pergi ke sekolah, sehingga membahayakan keselamatan siswa.

Selain itu, berdasarkan kajian yang dilakukan KMS 30, pihaknya masih menemukan kejanggalan di sektor pendidikan.

“Kami mendapati sebuah temuan dari Pusat Telaah dan Informasi Regional Banten (Pattiro). Di Kabupaten Serang saja, tiga dari sepuluh siswa bertaruh karena sekolah rusak. Akibatnya, penggunaan ruang kelas dilakukan bergantian dan menjadikan belajar tidak kondusif,” paparnya.

Padahal kata Farid, untuk melahirkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu mampu memajukan Daerah, serta mampu bersaing di berbagai sektor, itu bisa terwujudkan apabila pembangunan pendidikan yang merata dan berkualitas.

“Diperparah dengan kondisi infrastruktur sekolah di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak yang belum merata,” ujarnya.

“Maka kami meminta agar WH-Andika
untuk secepatnya menjawab persoalan-persoalan pendidikan yang sampai hari ini masih menyangkut di Provinsi Banten,” tandasnya. (*/Qih)

Golkat ied