Bahayanya Konsumsi Kerang Hijau, Terutama yang dari Teluk Jakarta

Sankyu

JAKARTA – Manajer Konservasi Taman Impian Jaya Ancol Yus Anggoro Saputra memperingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi kerang hijau. Jika pun ingin mengkonsumsi kerang hijau, dia menyarankan bukan yang berasal dari Teluk Jakarta.

“Kerang hijau memiliki peran memfilter kotoran dan logam berat, jadi tidak layak dikonsumsi. Kalau mau makan seafood, mending cari yang lain. Kalau pun mau konsumsi kerang hijau, cari di lokasi selain Jakarta,” kata Yus di Ancol, Jakarta Utara, Minggu (6/10/2019).

Yus memaparkan saat ini Teluk Jakarta telah tercemar 21 ton sampah yang mengalir dari 13 sungai setiap harinya. Dari hasil penelitian pakar kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), limbah dan sampah itu U mengakibatkan kondisi air mengandung silikat sebesar 52.156 ton, fosfat 6.741 ton, dan nitrogen 21.260 ton.

Kerang hijau yang berperan menyaring air laut pun ikut tercemar. Dari temuan IPB, ditemukan berbagai polutan logam berat di dalam kerang hijau asal Teluk Jakarta, seperti misalnya merkuri (Hg), cadmium (Cd), timbal (Pb), krom (Cr), dan timah (Sn).

Sekda ramadhan

Kandungan limbah ini dapat berdampak keracunan bagi yang mengonsumsinya hingga mengakibatkan kanker dan kegagalan organ jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.

Meskipun berbahaya untuk dikonsumsi, Yus menjelaskan kerang hijau tetap harus dibudidayakan karena sifatnya yang dapat menyerap limbah.

Ia mencontohkan 1 kilogram kerang hijau mampu menjernihkan 10 liter air yang keruh hanya dalam waktu 1 jam. Hal ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi polusi di laut Jakarta.

Atas dasar hal itu, PT Taman Impian Jaya Ancol bersama 105 sukarelawan menyebarkan 1 ton kulit kerang hijau di pantai Ancol yang terletak di kawasan Teluk Jakarta. Kulit kerang itu nantinya akan menjadi tempat menempelnya bibit kerang hijau untuk berkembang.

“Dalam waktu 3 bulan kerang sudah dewasa dan mampu menyerap polutan,” kata Yus. (*/Tempo)

Honda