Pengamat Nilai Aneh Ada Anggota TNI Bekerja di Kafe RM Cengkareng

JAKARTA – Pengamat kepolisian, Bambang Rukminto, menyebut harus ada pengusutan soal anggota TNI AD yang bekerja di Kafe RM Cengkareng, Jakarta Barat.

Dia merasa ganjil TNI bisa bekerja di sebuah kafe.

“Seorang tentara bertugas di kafe, ini kan jadi aneh juga,” kata dia saat dihubungi, Sabtu, (27/2/2021).

Sebelumnya, seorang anggota TNI AD berinisial S tewas setelah ditembak di Kafe RM Cengkareng. Penembakan dimulai dari percecokan S dengan CS, polisi berpangkat Brigadir Kepala alias Bripka, pada Kamis dinihari, (25/2/2021).

KPU Pandeglang Jadwal Coblos

CS yang sedang mabuk tak terima ketika disodorkan tagihan minuman senilai Rp 3,3 juta. S lantas menegur CS hingga terjadi adu mulut. Percekcokan ini berujung pada CS mengeluarkan senjata api dan menembak tiga orang, salah satunya S.

Menurut Bambang, aparat keamanan negara, baik TNI atau polisi, seharusnya dilarang memasuki area seperti Kafe RM Cengkareng. Sebab, aparat berpotensi melakukan pelanggaran, seperti mabuk atau memakai narkoba.

Bambang juga mempertanyakan Kafe RM Cengkareng yang diizinkan beroperasi hingga dinihari di masa Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro Jakarta.

“Artinya di situ aparat tidak bisa menjadi tauladan bagi masyarakat dalam PPKM ini,” ucap peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies ( ISESS) Bidang Kepolisian itu.

Dia berujar perlu ada evaluasi menyeluruh dari kasus tersebut. Ada tiga poin evaluasi, yaitu penyalahgunaan senjata api oleh polisi, TNI yang bekerja di kafe, dan Kafe RM Cengkareng diperbolehkan buka melebihi batas waktu PPKM Mikro. (*/Tempo)

KPU Pandeglang Debat
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien