Irna Resmikan Pusat Pendidikan Konservasi BTNUK di Ujung Jaya

PANDEGLANG– Guna meningkatkan aspek pariwisata daerah dan jumlah kunjungan wisatawan, Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) meresmikan pusat pendidikan konservasi berbasis masyarakat, Rabu (26/2/2020), di Legon Pakis dan Tanjung Lame, Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang.

Pembangunan pusat pendidikan konservasi yang menjadi salah satu fasilitas pendukung pariwisata TNUK dibangun di lahan seluas 20 hektare dengan menelan anggaran Rp. 18 miliar diresmikan langsung oleh Bupati Pandeglang Irna Narulita bertepatan dengan HUT TNUK ke-28.

Kepala Seksi PTN Wilayah I Panaitan, Husen mengatakan, pembangunan fasilitas pendukung di areal pemanfaatan sebagai bentuk support pemerintah untuk memberikan pelayanan bagi para pengunjung. Dimana hal itu merupakan satu kesatuan paket untuk para wisatawan maupun para peneliti yang berkunjung ke kawasan perlindungan alami Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus).

“Komplek sarana prasarana pendukung wisata alami Tanjung Lame dan Legon Pakis merupakan rangkaian dengan paket ecowisata di Pulau Kalong dan Pulau Handeuleum,” ucapnya kepada faktabanten.co.id, Rabu (26/2/2020).

“Wilayah ini juga untuk memfilterasi tingkat kunjungan wisata di zona inti, sehingga mampu menjadi kantong wisata lain dan menarik segmen wisatawan lain seperti pelajar, mahasiswa, pecinta alam, pramuka dan lainnya,” imbuhnya.

Diakui Husen, pengelolaan pusat pendidikan konservasi yang sudah diresmikan tersebut akan menganut manajemen collaboratif, dengan menyerahkan pengelolaannya kepada masyarakat langsung.

BI Banten

“Tata kelola kita akan serahkan sambil kita dampingi terus menerus ke masyarakat, dalam hal ini Desa. Harapannya Desa bisa membuat forum bisnis yang berbasis komersil, yang mampu mengelola aset kita ini,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Pandeglang Irna Narulita mengucap syukur dan rasa terimakasih kepada Kementrian Lingkungan Hidup melalui BTNUK atas dibangunnya pusat pendidikan konservasi berbasis masyarakat sehingga bisa memberikan edukasi kepada wisatawan dan peniliti yang ingin mengetahui kehidupan Badak Jawa.

“Sekali lagi saya berterimakasih dan kebetulan tadi saya dengar, ada usaha dari pemerintah pusat untuk menindaklanjuti dari program ini. Karena program 18 miliar ini tidak hanya di lokasi ini saja, tapi juga ada beberapa titik,” kata Irna.

Menurutnya, TNUK merupakan salah satu situs warisan dunia yang harus dilestarikan, terutama Badak Jawa yang merupakan simbol dari Kabupaten Pandeglang itu sendiri.

“Pandeglang dari dulu sudah Badak, dan sudah diapresiasi oleh UNESCO. Allah berikan karunia yang luar biasa, jadi harus dilestarikan, harus dilindungi oleh kita,” ujarnya.

Dengan fasilitas pendukung yang kinu tengah dibenahi di kawasan TNUK, Irna berharap bisa berimplikasi positif terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke daerah yang terletak di ujung barat Pulau Jawa atau sering disebut sebagai Sunset of Java tersebut.

“Untuk destinasi wisata, lingkungan kita harus jaga. Saya berharap para peneliti yang datang bisa difasilitasi. Dan untuk wisata minat khusus melihat badak secara langsung dengan pos-pos yang dibangun. Jadi pengunjung ke Ujung Kulon mereka punya banyak pilihan, ke Panaitan, Kawasan Ekonomi Khusus dan tempat-tempat lain, agar masyarakat bisa terangkat kesejahteraannya, melalui potensi-potensi destinasi wisata di Ujung Kulon,” tandasnya. (*/YS)

KS Anti Korupsi
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien