Pulau Panjang di Kabupaten Serang Terancam “Hilang”, Inikah Penyebabnya?

SERANG – Keberadaan Pulau Panjang di Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, kini semakin berpotensi untuk hilang. Hilang disini bukan karena tenggelam akibat suatu bencana, ancaman hilangnya Pulau Panjang ini disebabkan karena akan menyatu dengan daratan Pulau Jawa akibat adanya reklamasi besar-besaran di kawasan itu.

Kabar akan menyatunya Pulau Panjang dengan daratan Pulau Jawa di Kabupaten Serang ini sudah santer beredar di kalangan masyarakat Bojonegara.

Seperti dikatakan oleh salah satu warga Kentir, Desa Pengarengan, Hasbulloh, yang mengeluhkan rusaknya lingkungan dan pengaruh terhadap kesehatan warga akibat kegiatan penambangan oleh beberapa perusahaan tersebut.

“Sudah santer jadi obrolan warga disini kang kalau reklamasi yang dilakukan PT Samudera Marine Indonesia (SMI) dan PT Batu Alam Makmur (BAM) itu akan sampai ke Pulau Panjang. Kita miris saja melihat gunung terus dikeruk, laut diuruk seolah tanpa batas di Bojonegara ini,” ujar Hasbullah kepada faktabanten.co.id, Senin (18/12/2017) sore.

“Dampak lingkungan karena ekosistem di gunung dan biota laut pasti rusak. Tapi yang lebih utama adalah dampak kemanusiaan yaitu dampak kesehatan masyarakat karena banyak polusi debu akibat kegiatan itu,” keluhnya.

Hal ini juga dibenarkan oleh Ali, salah satu Nelayan di pangkalan Wadas, Bojonegara, yang merasa jarak tempuh ke laut semakin jauh saja dari pangkalannya yang sudah terkepung oleh daratan reklamasi.

Kartini dprd serang

“Iya katanya sih urukan SMI ini akan sampe ke Pulau Panjang. Soalnya sekarang mau ke laut nyangkin adoh bae (makin jauh saja) kang, belum lagi nambah solarnya, tapi hasil tangkapan kita juga terus berkurang kang,” terangnya.

Dalam pantauan langsung faktabanten.co.id dari kawasan Gunung Pinang Kramatwatu, secara visual memang jarak Pulau Panjang dengan daratan Pulau Jawa di Bojonegara semakin dekat saja. Selain itu semakin banyaknya pegunungan di Bojonegara yang “Kroak” alias hancur akibat pertambangan. Belum lagi polusi udara berupa debu yang terjadi di banyak titik di wilayah Bojonegara.

Salah satu tokoh masyarakat Bojonegara, Evi Zulfikor, saat dimintai tanggapannya juga mengeluhkan terkait akan menyatunya Pulau Panjang dengan daratan Pulau Jawa serta dampak kerusakan lingkungan dan kesehatan warga ini.

“Ya saya juga mendengar kabar jarak Pulau Panjang makin dekat, tapi persoalannya apakah PT SMI dan BAM memikirkan akan dampak kerusakan alam dan utamanya terhadap kesehatan masyarakat Bojonegara? Coba riset berapa penderita sakit paru-paru, ISPA, batuk di Bojonegara, mana peran pemerintah, aktivis lingkungan dan kesehatan? Saya tunggu perannya di Bojonegara ini,” terangnya.

Selain itu, Evi juga mempertanyakan AMDAL dan izin lingkungan perusahaan dan kegiatan reklamasi di wilayah Bojonegara tersebut. Pemerintah Provinsi Banten yang dinilainya tutup mata, dan dianggap terlalu mudah mengeluarkan izin untuk kegiatan perusahaan yang ternyata merusak lingkungan.

“Itu perizinan Amdalnya bagaimana? Batasan Reklamasinya seperti apa? Saya harap pemerintah Kabupaten Serang dan Provinsi Banten jangan tutup mata dengan persoalan yang menyangkut kesehatan masyarakat luas dan kerusakan lingkungan disini. Setahu saya laut itu milik negara, kalau diuruk perusahaan swasta apa itu miliknya, emang prosedurnya bagaimana?” tegasnya. (*/Ilung)

Polda