Ini Pernyataan “Pedas” Ketua STIE La-Tansa Mashiro Saat Ospek Mahasiswa Baru

LEBAK – Ketua STIE La-Tansa Mashiro, Zakiyya Tunnufus melemparkan pernyataan sekaligus kritik “pedas” kepada para mahasiswa saat acara pembukaan Pengenalan KehidupanKkampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKBM) atau biasa disebut Ospek.

Saat sambutan ia berpesan kepada mahasiswanya agar kampus tidak dijadikan tempat mencari jodoh.

“Bagi mahasiswa La-Tansa Mashiro, kampus bukanlah tempat untuk mencari jodoh atau mencari teman sebanyak-banyaknya, tetapi tempat untuk ibadah menimba ilmu. Jika tekad ibadah dikuatkan maka semuanya akan tercapai,” kata Zakiyya di depan ratusan mahasiswa baru STIE La-Tansa Mashiro, Rangkasbitung, Jumat (8/9/2017).

Lebih lanjut menurut Zakiyya, kegiatan PKKBM untuk mengenali lingkungan kampus bukan untuk ajang mencari jodoh dan perpeloncoan.

Namun pola yang diterapkan pada kegiatan PKKBM tahun ini tidak sama dengan yang pernah dilakukan pada tahun sebelumnya.

“Dulu semasa saya kuliah, disuruh pakai kalung dari biji salak berjalan ditengah orang banyak kayak orang gila. Tapi orientasi sekarang berubah dalam mencerdaskan generasi bangsa pemerintah merubah PPKBM dengan kegiatan yang mendidik dan menghindari perpeloncoan, kekerasan dan saya meminta adik-adik semua betul-betul mengikuti acara sampai selesai,” katanya.

Dikatakan Zakiyya, penampilan mahasiswa baru sekarang ini dibuat cantik dan tampan dari tata cara berpakaian disesuaikan dengan jurusannya.

“Tapi jangan sampai kaget dan terkejut nanti selama di sini akan diwajibkan sholat lima waktu berjamaah. ini adalah visi dan misi kampus membentuk generasi islam yang handal sehingga kampus ini memiliki ciri khas berbeda dengan kampus di luar sana,” katanya.

Koordinator PKKBM Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro KH Sholeh menambahkan, sesuai aturan yang berlaku kegiatan PKKBM tidak lagi dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) namun langsung dihandle pihak kampus dan menjadi acara akademik.

“Prinsip ini dengan asumsi menghindari peristiwa perpeloncoan dalam lingkungan kampus. Mungkin dengan begini akan menjadi lebih aman,” katanya.

Lebih lanjut Sholeh menjelaskan, sekalipun menjadi acara akademik, mahasiswa juga tetap dilibatkan menjadi mentor atau koordinator lapangan.

“Lain-lain secara umum hampir sama, artinya ada pengenalan kampus mengajak mahasiswa berpikir lebih dewasa. kalau dulu ada sedikit pepeloncoan, itu kan kurang berarti sekarang kita anjurkan mahasiswa bawa bibit pohon untuk penghijauan bagian dari upaya melatih diri mereka ada fungsi sosial tetapi tidak dalam bentuk makanan, maupun uang tetapi pohon untuk ditanam jadi lebih elegan,” katanya.

Sholeh berharap, mahasiswa La Tansa Mashiro menjadi peserta didik memiliki kesadaran kebangsaan, keilmuan, dalam kontek nasionalisme. Kemudian mereka juga menjadi generasi penerus bertanggungjawab terhadap bangsa dan umatnya menjaga kedaulatan NKRI. (*)

PUPR Bhakti PU
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien