Makam Keramat Buyut Imang di Cilegon, Kurang Dikenal Warga Lokal Tapi Diramaikan Peziarah dari Luar Kota

Dprd

CILEGON – Makam Keramat Buyut Imang yang berada di Lingkungan Pecek, Kelurahan Gedong Dalem, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Banten, mungkin tidak seterkenal tempat peziarahan lainnya yang ada di Banten.

Tapi keberadaan makam Keramat Buyut Imang ini menjadi magnet tersendiri bagi mereka yang hobi dengan wisata religi.

Dalam setahun terakhir, ratusan orang yang datang dan berziarah ke makam keramat tersebut. Para peziarah yang datang dari pelosok negeri seperti dari Lampung, Medan, Jakarta, Cirebon, Indramayu dan masyarakat lokal Banten sendiri.

Juru kunci Makam Buyut Imang, Abah Usman yang sudah hampir tujuh tahun merawat dan memandu para peziarah membenarkan bahwa keberadaan Makam Keramat tersebut sering didatangi oleh peziarah, bahkan dari luar Pulau Jawa.

“Banyak orang yang berziarah ke Makam Buyut Imang tersebut dari luar Pulau Jawa seperti Lampung, Medan, bahkan Padang,” katanya saat ditemui di lokasi makam tersebut, Sabtu (13/5/2017).

Sankyu rsud mtq

Dede pcm hut

Sementara dikatakan, untuk warga Kota Cilegon yang datang untuk berziarah di makam tersebut, jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan peziarah dari luar kota.

“Akses menuju ke Makam Keramat Buyut Imang ini sangat mudah di jangkau baik kendaraan roda dua atau roda empat, karena berada tidak jauh dari Jalan Raya Tunjung Putih. Tapi warga di Cilegon belum banyak tahu sepertinya,” ungkap Abah Usman.

Dari penuturan Abah Usman ini diketahui, bahwa Buyut Imang adalah salah seorang alim ulama yang hidup ratusan tahun lalu di wilayah Cilegon – Banten.

Dulunya Buyut Imang dijuluki masyarakat sekitar orang yang aneh karena Buyut Imang walaupun berilmu tinggi dan sering membantu masyarakat, tapi pakaian yang dikenakan tidak seperti orang yang alim ulama.
Buyut Imang biasa memakai baju seadanya dan terkesan tidak seperti alim ulama yang memakai sorban dan ciri khas lain, kalau ia adalah seorang yang berilmu tinggi.

“Buyut Imang adalah seorang yang bersahaja dan selalu menggunakan Ilmu Padi semakin berilmu semakin merunduk, tapi keberadaan Buyut Imang sangat disegani dan dihormati masyarakat kala itu, karena sering membantu dan menolong warga yang butuh pertolongan tampa pamrih,” ungkapnya.

Abah Usman sang juru kunci berpesan kepada para peziarah untuk tidak menyembah makam tersebut, tetapi berdoa dan meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT saja, agar makna ziarah tidak salah kaprah.

“Saya hanya berpesan bagi para peziarah untuk tidak menyembah makam, tetapi untuk mengirim doa saja karena manusia hanya disuruh syare’at dan hakekat hanya Allah SWT,” tutupnya. (*)

Bank bnten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien