Hidup Prihatin, Bayi Kembar di Cilegon Ini Lahir dan Tinggal di Gubuk Genteng

CILEGON – Seorang ibu dari keluarga kurang mampu melahirkan bayi kembar dan tinggal di gubuk genteng yang berada di Link. Cikerut RT 11/4, Kelurahan Karang Asem, Kecamatan Cibeber.

Bayi kembar laki-laki yang lahir pada Senin (16/9/2019) lalu ini, sudah diberi nama Rafa dan Rafi. Bahkan salah satu dari bayi itu, sempat terlahir di gubuk genteng sebelum akhirnya sang ibu dibawa ke RSUD Panggungrawi.

Pasangan orang tua dari bayi kembar itu, yakni Syarif dan Siti, yang mengaku sudah 9 tahun tinggal di gubuk genteng tersebut.

“Yang pertama lahir di sini (gubuk), ari-arinya putus sendiri. Tapi alhamdulillah gak papa. Yang kedua mah lahirnya di (RSUD) Panggungrawi, iya kita pakai BPJS,” kata ayah kandung bayi kembar, Syarif, saat ditemui wartawan, Senin (30/9/2019).

Saat disinggung apakah tidak khawatir tinggal di gubuk genteng bisa berdampak pada kesehatan anak-anaknya. Syarif mengaku pasrah dengan kondisinya saat ini. Jangankan untuk biaya sewa kontrakan, membayar hutang ke bosnya saja, dia mengaku belum mampu.

“Pengennya mah iya kaya orang-orang tinggal di rumah atau di kontrakan lah. Tapi mau gimana tanggungan sama bos aja belum bisa bayar,” ujarnya.

Kartini dprd serang

Diketahui pasangan Syarif dan Siti sudah 9 tahun tinggal di gubuk genteng milik bosnya yang bernama Jarkasih. Syarif tinggal di gubuk tersebut sekaligus bekerja sebagai kuli mencetak genteng.

Selain itu, Siti juga menceritakan kedatangan pihak pemerintah Kelurahan Karang Asem dan Kecamatan Cibeber di kediamannya. Selain untuk menjenguk bayi kembarnya, pihak kelurahan juga sempat menyesalkan atas tersebarnya kabar kondisi keluarganya di Media Sosial yang numpang tinggal di gubuk genteng.

Kabar soal kehidupan memprihatinkan Syarif dan Siti di gubuk genteng ini, memang tersebar luas di jejaring media sosial dan grup-grup WA. Namun Syarif dan Siti mengaku sama sekali tidak mengetahui, perihal kelahiran bayi kembarnya di gubuk menjadi perhatian publik.

Syarif mengaku dirinya tidak pernah berupaya mencari perhatian dengan menyebarkan kehidupannya di media sosial. Ia bahkan baru tahu, setelah datang pihak kelurahan dan kecamatan.

“KTP saya Cilegon kang, tadi pagi mah iya orang kelurahan sama kecamatan datang ke gubuk, saya disalahin nyebar di medsos. Katanya sih mending lapor melalui RT saja. Saya mah gak tahu. Emang sih tadi juga bantu buat si dede (bayi),” terangnya.

Dari informasi yang didapat, viralnya kabar kondisi bayi kembar tinggal di gubuk genteng tersebut dilakukan oleh orang lain yang merasa empati, yang sepertinya hal itu dilakukan agar mendapat perhatian pemerintah dan kepedulian dari sesama.

Selain menyebarkan kehidupan memperihatinkan keluarga Syarif dan Siti, ada sejumlah pihak juga yang berinisiatif melakukan penggalangan dana untuk membantu keluarga tersebut. (*/Ilung)

Polda