WHO Bawa Kabar Baru soal Cacar Monyet, Bakal Jadi Pandemi?

 

JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membawa kabar terbaru soal cacar monyet (monkeypox). Ini terkait kemungkinan berubahnya penyakit itu menjadi pandemi.

Lembaga PBB itu, saat ini memang sedang mempertimbangkan apakah wabah tersebut harus dinilai sebagai “darurat kesehatan masyarakat yang berpotensi menjadi perhatian internasional (PHEIC)”.

Deklarasi, yang telah dilakukan untuk Covid-19 dan Ebola, akan membantu mempercepat penelitian dan pendanaan mengatasi penyakit tersebut.

“Kami tidak tahu tapi kami rasa tidak,” tegas Pimpinan Teknis Cacar Monyet Program Darurat Kesehatan WHO, Rosamund Lewis, saat ditanya apakah penyakit ini bisa menjadi pandemi Senin (30/5/2022) waktu setempat, sebagaimana dimuat Reuters.

“Saat ini, kami tidak khawatir dengan pandemi global,” tambahnya.

Saat ini sudah ada 300 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi dan dicurigai (suspect). Rata-rata terjadi di Eropa, Amerika Utara, dan Australia.

Cacar monyet sendiri adalah endemi di Afrika Tengah dan Barat. Beberapa negara telah menganjurkan vaksin cacar intuì membendung penyakit ini.

Cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus bagian dari keluarga yang sama dengan cacar, meskipun biasanya tidak terlalu parah. Virus pertama kali terdeteksi pada monyet penangkaran pada tahun 1958.

Kasus manusia pertama tercatat pada tahun 1970. Penyakit ini sebenarnya menghilang empat dekade, sampai muncul lagi di 2017.

Cacar monyet menyebar ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan orang lain, hewan atau bahan yang terinfeksi. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernafasan atau melalui mata, hidung serta mulut.

Penularan dari manusia ke manusia paling sering terjadi melalui tetesan pernapasan, meskipun biasanya membutuhkan kontak tatap muka yang lama. Sementara itu, penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran.

Gejala awal cacar monyet antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, bengkak, dan nyeri punggung. Pasien biasanya mengalami ruam satu sampai tiga hari setelah munculnya demam, sering dimulai pada wajah dan menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam, yang dapat menyebabkan gatal parah, kemudian melewati beberapa tahap sebelum legiun berkeropeng dan rontok. Infeksi biasanya berlangsung dua sampai empat minggu dan biasanya hilang dengan sendirinya. (*/CNBC)

PUPR Bhakti PU
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien