LEBAK – Lonjakan kasus Covid-19 kembali mencuat di sejumlah wilayah Indonesia pada tahun 2025.
Di tengah masyarakat yang mulai longgar menerapkan protokol kesehatan, sejumlah kalangan mulai mempertanyakan penyebab kenaikan tersebut.
Salah satu pengamat sosial dari Lebak turut menyuarakan keprihatinan dan mengaitkannya dengan dinamika global.
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus aktif Covid-19 pada tahun 2025.
Meskipun belum mencapai tingkat darurat seperti pada masa puncak pandemi, tren ini cukup membuat masyarakat dan pemerintah daerah kembali meningkatkan kewaspadaan.
Di Kabupaten Lebak, sejumlah warga mengaku cemas akan kemungkinan diberlakukannya kembali pembatasan kegiatan. Beberapa fasilitas umum mulai menerapkan pemeriksaan suhu tubuh dan pembagian masker gratis.
Menanggapi situasi ini, pengamat sosial dan kebijakan publik asal Lebak, yang akrab disapa Damar, menyampaikan analisis yang cukup berbeda dari narasi umum. Ia mengingatkan pentingnya melihat fenomena ini dalam skala global.
“Saya tidak menuduh siapa pun, tapi kita tidak bisa menutup mata bahwa beberapa agenda internasional, termasuk uji coba bioteknologi berskala besar, pernah disebut-sebut memiliki dampak terhadap penyebaran penyakit menular,” ujar Damar kepada Fakta Banten, Selasa (10/6/2025).
Meski tidak menyebut nama secara langsung, Damar mengajak masyarakat untuk tetap berpikir kritis terhadap informasi yang beredar dan tidak langsung mempercayai satu versi narasi saja.
“Yang penting sekarang adalah memastikan pemerintah daerah siap dengan antisipasi, bukan hanya dengan masker dan vaksinasi, tapi juga strategi komunikasi yang jujur dan membangun kepercayaan masyarakat,” tambahnya.
Seiring dengan meningkatnya kasus, Damar menghimbau agar masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan, menghindari kerumunan, dan memperbarui informasi dari sumber resmi.
“Tetap jaga kesehatan tubuh, dan lakukan langkah-langkah pencegahan sejak dini agar kita semua terhindar dari Covid,” pungkasnya. (*/Sahrul).
