Mengharukan, Nenek di Serang Ini Hidup Kekurangan Tapi Tak Mau Mengemis

Dprd

SERANG – Hidup mapan di usia senja adalah mimpi setiap insan yang ada di dunia ini, namun nasib hidup siapa tahu, kadang tidak semua kehidupan akan indah pada akhirnya.

Nenek Saodah (70) misalnya, warga Kampung Jambu, Desa Tamiang, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang, ini harus tinggal di rumah yang jauh dari kata layak.

Selama 20 tahun Nenek Saodah harus tinggal sendiri dengan kondisi yang memprihatinkan, meski begitu, kesendirian sudah menjadi hal yang biasa baginya.

Hidup dengan banyak kekurangan tak memutuskan semangat untuknya mencari makan.

Menyambung hidup ia tak pernah meminta-minta, bahkan ia mengaku lebih memilih jadi buruh kasar di sawah ketika tenaganya masih stabil.

Sankyu rsud mtq
Dede pcm hut

“Yang lain mah gedong (kaya-red) saya mah begini, dulu mah suka ke sawah bantuin orang kerja ngoyos tapi sekarang mah enggak karena sudah tua, dan sempat punya anak dengan suami pertama tapi meninggal, jadi tinggal sendiri,” ujarnya saat dikunjungi Fakta Banten, Rabu (1/11/2017).

Ia masih bisa bersyukur meski harus tinggal di rumah reot dan tidak layak huni.

“Alhamdulilah enggak kebocoran dan boro-boro dapet bantuan tapi alhamdulilah buat makan mah suka ada aja,” ujarnya.

Dari pantauan wartawan, rumah Nenek Saodah hanya berukuran 3X4 dengan atap genting, bilik yang hanya menutup setengah pada bagian pintu, dan lantai beralaskan tanah, semoga ada yang memperhatikannya dan semoga ia diberi kesehatan.

Terpisah, Salim (23) salah seorang santri yang tinggal berdekatan dengan rumah Nenek Saodah menuturkan, bahwa Saodah setiap hari memasak untuk makannya sendirian.

“Gak banyak masaknya paling beras segelas doang, suka ngambil airnya juga disana di pondok,” tegasnya. (*/David)

Bank bnten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien