CILEGON – PT Krakatau Steel Persero (Tbk), meminta konsorsium untuk segera menyelesaikan pembangunan blast furnace pada Maret 2018 ini, hal tersebut disampaikan Direktur Utama KS, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, Senin (12/2/2018).
Kerugian yang dialami KS selama kurun waktu 2015 hingga awal 2018 ini salah satu penyebabnya menurut Mas Wig adalah karena cost produksi yang besar, selain itu belum berjalannya beberapa anak perusahaan seperti PT Meratus Jaya Iron and Steel (MJIS) menjadi beban yang harus ditanggung PT KS.
“MJIS, 2014 dan 2015 memutuskan untuk tidak beroperasi billet dan slab, kondisi ini membebani perusahaan karena ada ribuan karyawan yang digaji tapi tidak bekerja,” ujarnya.
Belum selesainya plan Blast Furnace (BF) juga membuat PT KS tidak bisa berbuat banyak, padahal satu-satunya market produk MJIS adalah KS.
“Kalau blast furnace selesai kita bisa mengolah billet dan slab yang diproduksi oleh MJIS,” katanya.
Memastikan BF selesai di Maret 2018 ini, Dirut PT KS melakukan monitoring rutin dan bahkan sudah menyurati pihak kontraktor dalam hal ini Capital Engineering and Research Incorporation Limited (MCC CERI) dan otoritas terkait di Tiongkok agar proyek tersebut segera rampung di tahun ini.
“Tiga Minggu lalu saya minta update blast furnished target April, targetkan di tahun ini jalan, saya juga sudah mengirimkan ke chairman CERI di China yang di CC kan ke pemerintah China untuk proyek tersebut diselesaikan Maret ini,” tegasnya.
“Pembangunan blast furnace ini tidak menambah kapasitas tapi meningkatkan efisiensi, kami berharap tahun ini BF bisa selesai, kalau mengacu ke kajian awal akan menghemat 58 juta dollar,” tambahnya.
Blast furnace complex milik PT KS ini mulai dilakukan pencanangan pembangunan sejak 9 Juli 2012 silam, namun hingga kini proyek yang dikerjakan konsorsium Krakatau Engineering, MCC-CERI dan MCC-ACRE tersebut belum juga rampung. (*/Yosep)