Loading...

Pedagang di Pasar Rangkasbitung Mengeluh Daya Beli Rendah, Salahkan Toko Online dan Lesunya Ekonomi

 

LEBAK – Imbas kondisi ekonomi yang semakin melemah, pedagang di Pasar Rangkasbitung mengeluhkan kondisi sepi pembeli.

Selain itu, dampak dari perubahan pola belanja masyarakat juga menjadi salah satu penyebab sepi pembeli.

Sejumlah pedagang mengeluhkan menurunnya daya beli akibat maraknya toko online serta perekonomian yang belum stabil.

“Dulu orang lebih suka belanja langsung ke pasar, sekarang mereka lebih memilih beli online. Apalagi barang-barang dari luar negeri banyak yang lebih murah,” keluh seorang pedagang pakaian kepada Fakta Banten, Kamis (20/2/2025).

Menurutnya, tren belanja digital membuat pasar tradisional semakin sepi, sementara biaya operasional seperti sewa lapak dan ongkos kirim barang tetap tinggi.

Selain persaingan dengan toko online, faktor lain yang membuat pedagang kesulitan adalah daya beli masyarakat yang menurun akibat kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.

“Orang sekarang lebih memilih berhemat, yang biasanya belanja baju sebulan sekali, sekarang bisa tiga bulan sekali. Dagangan kami jadi makin sulit laku, kadang cuman pas lebaran doang,” ujar Usman, seorang pedagang lainnya.

Penurunan daya beli ini sangat berdampak pada pedagang kecil yang mengandalkan pasar sebagai sumber penghasilan utama mereka.

Pedagang berharap ada langkah nyata dari pemerintah daerah untuk membantu pasar tradisional tetap bertahan di tengah gempuran digitalisasi.

“Kalau bisa ada program untuk mendukung pedagang pasar, misalnya pelatihan pemasaran online atau subsidi bagi pedagang kecil,” kata salah satu pedagang sembako, Suminta.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, para pedagang di Pasar Rangkasbitung berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah agar pasar tradisional tetap bisa bersaing dan menjadi pusat ekonomi masyarakat. (*/Sahrul).

WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien