Jalan Poros Desa di Tirtayasa Rusak Parah, Mahasiswa Nilai Pemerintah Tutup Mata

SERANG – Jalan penghubung 3 desa dari Desa Lontar, Desa Kebon, dan Desa Alang-alang di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, tidak tersentuh pembangunan oleh Pemerintah Kabupaten Serang. Pasalnya sudah 8 tahun lamanya, warga disana mengeluhkan jalan yang rusak parah tersebut dan sampai sekarang tidak kunjung ada perbaikian.

Pemerintahan Jokowi diketahui tengah gencar untuk pembenahan infrastruktur, seperti perbaikan jalan, jembatan, dan lainnya. Akan tetapi, pemandangan yang sangat ironi ketika kita melintasi jalan-jalan desa di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang.

Menurut Imron Nawawi, aktivis Gerakan Mahasiswa Serang Utara (Gamsut), jalan sepanjang 1,5 kilometer yang rusak parah ini merupakan akses utama yang menghubungkan tiga desa.

“Perihal infrastruktur jalan raya poros Kabupaten Serang yang sudah rusak parah, tidak ada perbaikan sampai saat ini, sepertinya pemerintah tutup mata akan keluhan masyarakat Kecamatan Tirtayasa,” ungkap Imron kepada wartawan faktabanten.co.id, Kamis (21/9/2017).

Imron juga menilai, roda ekonomi masyarakat bisa terhambat dengan akses jalan yang rusak parah. Karena ketika hujan kondisinya licin, dan ketika kering kondisinya berdebu yang berdampak pada kesehatan.

“Masyarakat dan pemuda mencoba kembali mengingatkan kepada pemerintah dan wakil rakyat untuk segera menyikapi perihal jalan yang tidak layak itu. Mau sampai kapan kondisinya sepertu itu?” tutur Imron.

Kartini dprd serang

Lanjut Imron, Jalan Poros yang rusak ini juga menyebabkan banyak sekali pengendara motor yang terjatuh, dan mengalami kecelakaan.

“Sering terjadinya korban jatuh dari motor terus mau sampai kapan seperti ini? Kalau ibu-ibu hamil melintasi jalan ini kang, pasti gak kuat bisa melahirkan di tengah jalan,” keluhnya ketus.

Masyarakat sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, tetapi diakui Imron, hingga kini tidak ada respon yang positif yang ada hanya saling lempar tanggungjawab.

“Tanggapan mereka yah kang, saling lempar batu sembunyi tangan. Dari pihak lurah ngomong nya ke camat, dari camat melempar lagi ke dewan, dan sebaliknya dewan pun melempar lagi supaya menanyakan ke Dinas PU,” ungkapnya lagi.

Imron menilai, Pemkab Serang dibawah kepemimpinan Ratu Tatu Chasanah tidak mampu menjalankan pemerataan pembangunan, padahal pemerintah pusat sedang gencar untuk perbaikan infrastruktur, termasuk banyak dana dan program pusat yang digulirkan ke daerah-daerah.

“Saya sedikit menyikapi, sepertinya pemerintah yang ada di sini memang enggan atau tidak mau tau, dan sepertinya sudah lama tertidur, Pemerintah Kabupaten tidak ada inisiatif untuk terjun langsung dan membenahi apa yg harus dibenahi,” tutupnya. (*)

Polda