Pasien Gizi Buruk di Kota Serang Sudah Capai 80 Orang, Kasemen Terbanyak

SERANG – Kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten belum terlepas dari jeratan kasus gizi buruk, setidaknya ada 80 kasus yang masih terjadi di 2017 ini.

Hal tersebut terungkap dalam sosialisasi hasil bulan penimbangan balita tingkat Kota Serang tahun 2017 yang digelar pada Rabu (25/10/2017).

Gizi buruk merupakan salah satu potret negatif tentang kemiskinan, tidak hanya terjadi di daerah, kasus gizi buruk juga terjadi di daerah perkotaan, seperti di Kota Serang.

Menurut Walikota Serang, Tb Haerul Jaman, kasus gizi buruk di wilayahnya terus mengalami penurunan setiap tahunnya.

“Jumlah gizi buruk di Kota Serang terus turun setiap tahunnya,” ujar Jaman kepada awak media.

Meski sudah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebanyak 6 orang, kasus gizi buruk masih menjadi perhatian Pemerintah Kota Serang.

Kartini dprd serang

“Gizi buruk jadi prioritas Pemerintah Kota Serang untuk segera diselesaikan,” imbuhnya.

Kurangnya kesadaran orang tua terhadap pemberian asupan gizi ini menjadi penyebab utama masih tingginya angka gizi buruk dan gizi kurang di Kota Serang.

“Masalahnya di mainset orang tuanya, mau nggak dia penuhi gizi anak-anaknya, juga masalah kemiskinan,” jelasnya.

Sementara jumlah kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Kasemen sebanyak 33 pasien, disusul Kecamatan Serang 14 orang dan ada kenaikan angka di Kecamatan Taktakan dan Walantaka sebanyak 5 pasien.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Serang untuk mengentaskan kasus gizi buruk di ibukota Provinsi Banten tersebut.

“Kita punya pos gizi, dan juga memberikan makanan tambahan bagi ibu dan anaknya,” tuturnya. (*/Yosep)

Polda