Irigasi Cibaliung Longsor, Ancam 3 Rumah Warga Kecamatan Cikeusik Pandeglang

 

PANDEGLANG – Saluran Irigasi Cibaliung di Kampung Lewuikopo RT 03/03 Desa Parungkokosan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang mengalami longsor, Senin (14/11/2022).

Diduga longsornya irigasi terjadi karena minimnya perawatan dari pemerintah sehingga banyak bagian irigasi yang sudah jebol.

Peristiwa tersebut membuat tiga unit rumah warga mengalami rusak dan terancam ambruk milik Aris, Hadi dan Rohimah.

Bhabinkamtibmas Desa Parungkokosan Bripka Supriyadi mengatakan, tiga rumah warga terancam longsor akibat longsornya tebing tanah irigasi setinggi empat meter.

“Bahkan satu rumah milik Rohimah terpaksa harus dibongkar. Lantaran longsoran sudah sampai ke rumahnya,” katanya

Rumah milik Rohimah, lokasinya berdiri di bibir atau bantaran saluran irigasi sekunder Bendung Cibaliung. Saat ini tengah dibongkar untuk dipindahkan ke lokasi lebih aman.

“Karena memang longsor susulan masih terus terjadi. Terlebih sekarang ini, tingkat curah hujan tinggi mengancam longsoran tanah semakin melebar,” katanya.

Supriyadi mengungkapkan, masyarakat yang tinggal di tepi saluran irigasi Bendungan Cibaliung meminta Dinas atau instansi terkait segera turun tangan mencegah meluasnya longsoran tanah. Jangan sampai menunggu ambruk.

Selain rumah, longsoran juga mengancam kerusakan sawah serta jalan poros Desa. Warga berharap agar instansi terkait segera membangun saluran irigasi yang rusak akibat tergerus air.

Sementara itu Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Parungkokosan, Kecamatan Cikeusik, Hadi menambahkan, longsor terjadi karena berawal dari tembok penahan tanah (TPT) saluran irigasi mengalami amblas karena pergerakan tanah.

“Kurang lebih sepanjang 80 meter mengalami longsor. Hingga membuat rumah Rohimah kini terpaksa dibongkar lantaran terancam ambruk,” katanya.

Rumah Rohimah ini, memang berdiri di atas lahan milik Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian.

Lantaran tidak mempunyai tanah lagi. Selain milik Rohimah, rumah milik Aris dan rumah miliknya juga terancam ambruk. Ketika aliran irigasi mengalir deras maka terjadi pergerakan tanah. Kondisi saat ini saja tinggal beberapa meter lagi ke pondasi rumah.

Hadi menegaskan, setiap kali hujan deras anaknya suka menangis karena ketakutan rumah ambruk terbawa longsor. Rumah miliknya dan Aris berdiri di atas tanah pribadi.

“Kami berharap pemerintah segera melakukan penanganan secara permanen agar longsoran tidak meluas, karena bukan hanya mengancam rumah tetapi juga mengancam terputusnya akses jalan poros desa. Lantaran pergerakan tanah terus melebar hingga ke bahu jalan Parungkokosan,” katanya.(*/Gus).

PUPR Bhakti PU
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien