Loading...

19 Tahun Usia Kota Cilegon, Nenek Ini Masih Tinggal di Rumah dari Triplek dan Seng

CILEGON – Menjelang usianya yang Ke-19 tahun pada yang jatuh pada pekan depan (27/4/2018), Kota Cilegon semakin dikenal dengan julukan kota industri dengan segudang investasi, dan gemerlapnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.

Namun di balik kejayaan daerah pecahan Kabupaten Serang, yang dulunya dikenal sebagai Kota Baja ini, ternyata masih ada warganya yang tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Seperti halnya Nenek Salminah (67), warga Link. Kalanganyar, Kelurahan Kedaleman, Kecamatan Cibeber.

Dari pantauan langsung faktabanten.co.id pada Jum’at (20/4/2018), Nenek Salminah diketahui tinggal berempat bersama anak, menantu dan cucunya, di rumahnya yang temboknya terbuat dari triplek dan seng yang mudah rapuh.

Terlihat beberapa tambalan untuk menutupi tembok triplek dan seng yang nampak berlubang.

Kepada wartawan, Nenek Salminah mengaku belum bisa memperbaiki rumahnya karena ekonomi keluarganya yang tidak mampu.

“Kalau didatangi difoto-foto mah sering, orang kelurahan. Tapi nggak tahu sampe sekarang nggak diapa-apain. Saya tiap harinya di rumah aja, paling mantu yang kerja, katanya supir gitu,” ujar sang Nenek, yang mengaku rumahnya itu berdiri di atas lahan peninggalan suaminya yang sudah almarhum.

Bahkan ironisnya, Nenek Salminah yang tinggal dalam Rutilahu tersebut, juga ternyata tidak mendapatkan bantuan program E-Waroeng dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon.

“Harapannya sih ada yang bantu biar lebih kuat rumahnya. Tapi belum dapat bantuan, (E-Waroeng) itu juga nggak dapat,” terangnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua RT 01/01, Link Kalanganyar, Mahsus. Ia mengaku kasihan pada Nenek Salminah. Padahal dirinya selaku ketua RT sudah hampir setiap tahun mengajukan program bedah rumah kepada pihak pemerintah.

“Ya kasihan kang, sudah lama saya ajukan ke kelurahan, tapi nggak ada realisasinya sampai sekarang. Nggak tahu kenapa? Di RT 1 ini (Rutilahu) ada dua, Bu Salminah sama rumah Pak Nas yang di pinggir jalan. Masa ada orang asli Cilegon tapi tembok rumahnya masih triplek sama seng gini,” jelas Ketua RT.

Diketahui juga lingkungan di rumah Nenek Salminah juga ternyata sering kebanjiran. Kondisinya makin memprihatinkan karena keluarga miskin ini tidak mendapatkan bantuan yang layak dari pemerintah.

“Benar Nenek Salminah juga nggak dapat bentuan E-Waroeng, padahal dulu Raskin mah pernah dapat, gak tahu kenapa?”

Sementara itu, Sekretaris Kelurahan Kedaleman, Encim Saefullah, saat dikonfirmasi berdalih pihaknya juga sudah mengajukannya ke dinas terkait.

“Itu sudah kami ajukan ke Bappeda kang, tapi kelurahan kan hanya persinggahan dari program dinas. Kalau upaya dari kelurahan paling nanti DPW-Kel 2019 baru ada program bedah rumah, bisa kita upayakan ke Pokmas selaku pelaksananya,” kata Encim, Jumat (20/4/2018).

Saat disinggung soal Nenek Salminah yang tidak mendapatkan bantuan E-Waroeng dari Dinsos, Encim justru balik menyalahkan pihak RT yang menurutnya tidak melakukan pendataan.

“RT nya nggak update data kali, kita sama Dinsos kan selalu update, tapi kalau Ketua RT nya nggak update yang bisa nggak kedata di Dinsos,” tandasnya. (*/Ilung)

WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien