Ramadhan Cepat Berlalu, Jika Tanpa Al-Qur’an

BI Banten Belanja Nataru

*) Oleh: Ilung (Sang Revolusioner)

FAKTA BANTEN – Tak terasa, bulan suci Ramadhan 1440 hijriyah ini sudah tiga pekan kita umat Islam melewatinya, dan hanya tinggal beberapa hari lagi kita sudah berjumpa dengan 1 Syawal yang berarti kita akan merayakan Hari Raya ‘Idul Fitri atau lebaran.

Dan tahukah kita mengapa setiap kali kedatangan bulan Ramadhan, terasa amat begitu cepat berlalu? Padahal baru saja kita masuk berjumpa dengan bulan yang penuh berkah, dimana terdapat limpahan rahmat, maghfirah dan itskum minannar, tapi kok tiba-tiba sudah mau lebaran?

Bisa jadi, itu karena kita kurang mengisi bulan yang dilipatgandakannya pahala ini dengan amalan beribadah dalam mengisi setiap waktu di bulan Ramadhan. Mungkin kita disibukkan dengan berbagai agenda, mulai dari seringnya mengikuti buka puasa bersama, mengejar target kerjaan agar bisa cuti lebaran, belanja berbagai kebutuhan, mengejar target pendapatan untuk beli baju baru, kue lebaran dan sejenis lainnya.

Ya barangkali kita tidak mendekat pada Al-Qur’an melainkan hanya sebatas sempat atau target khatam saja.

Padahal, banyak keutamaan dalam bulan Ramadhan yang sebaiknya dilakukan dengan mengisinya dengan ibadah, seperti yang dilakukan oleh para ulama terdahulu di dalam bulan Ramadhan.

Pijat Refleksi

Imam As Syafi’i mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 60 kali selama bulan Ramadhan, di luar yang ia baca dalam shalat tarawih. Imam Abu Hanifah juga melakukan hal yang sama. Sebagian dari orang-orang shalih ada yang khatam setiap pekan dan ada pula yang khatam setiap sepuluh hari.

Ibnu Abdul Hakam berkisah tentang Imam Malik. Ia berkata “Apabila masuk Ramadhan, biasanya Imam Malik meninggalkan membaca hadits dan majelis-majelis ilmu untuk mengkhususkan diri membaca Al-Qur’an dengan melihat mushaf. Katanya “Ini bulan Al-Quran, tidak pantas ada perkataan yang menyibukkan dari Al-Quran”.

Para ulama dulu benar-benar mengisi hari-hari Ramadhan dengan Qur’an, bahkan bacaan shalat mereka pun diperpanjang oleh hafalan Al-Qur’an.

Imam Syafii yang melakukan hal itu saja, tetap saja merasa Ramadhan cepat sekali berlalu, karena ia masih saja merasa kurang dalam memanfaatkan kesempatan didatangi atau diperjumpakan lagi dengan bulan mulia tersebut.

Lalu bagaimana dengan kita? Ramadhan mendekati hari-hari akhir, sudahkah kita semakin dekat pada Allah dan kalam-Nya?
Dan ada baiknya kita tidak menyia-nyiakannya.

Yuk lebih banyak untuk membaca, mengkaji dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an di akhir Ramadhan ini kawan!!! (***)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien